Dishub: rekayasa lalu lintas efektif urai kemacetan

id lalu lintas

Dishub: rekayasa lalu lintas efektif urai kemacetan

ilustrasi Foto ANTARA/Noveradika)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menilai rekayasa lalu lintas selama arus mudik dan balik Lebaran 2015 yang diterapkan institusi ini efektif untuk mengurai kemacetan arus kendaraan.

"Rekayasa arus lalu lintas kemarin efektif untuk mengurai kepadatan arus kendaraan, bahkan sejumlah jalur di Bantul yang sebelumnya diprediksi macet tidak terjadi kemacetan," kata Kepala Dinas Perhubungan Bantul, Suwito di Bantul, Rabu.

Menurut dia, beberapa jalur di wilayah Bantul yang berpotensi terjadi kepadatan hingga menimbulkan kemacetan di antaranya di Jalan Wates Sedayu yang merupakan jalur utama pemudik dari arah barat, dan Jalan Raya Srandakan atau jalur alternatif.

"Rambu petunjuk penegas jurusan (RPPJ) juga sudah kami siapkan komplit, buktinya di pasar Mangiran (Jalan Raya Srandakan) tidak terjadi kemacetan. Saya merasakan pelaksanaan arus mudik Lebaran ini lebih baik dari kemarin (Lebaran 2014)," katanya.

Suwito mengatakan, begitu juga di jalur wisata Jalan Parangtritis, bahwa rekayasa lalu lintas yang diberlakukan di jalur padat kendaraan usai libur Lebaran tersebut efektif untuk mengurai dan memecah kepadatan arus wisatawan.

Ia mengatakan, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan di jalur wisata itu dengan mengalihkan arus wisatawan di setiap persimpangan, bahkan fungsi alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) diabaikan agar kendaraan tidak menumpuk saat lampu merah.

"Untuk jalur utama mudik rekayasa lalu lintas efektif berlaku sejak H-2 sampai H+4 Lebaran, namun khusus untuk jalur wisata mulai H+ Lebaran, rekayasa sudah diberlakukan karena sudah ramai. Kami berupaya tahun besok harus lebih baik," katanya.

Sementara itu, selain rekayasa lalu lintas efektif urai kemacaten, berdasarkan evaluasi pelaksanaan angkutan Lebaran, ia mengatakan, terdapat kekurangan dari sisi sumber daya manusia (SDM) yang dikerahkan untuk pengaturan jalan masih terbatas.

"Kekurangannya itu karena tenaga terbatas, terutama saat arus balik, sehingga ada sejumlah petugas yang kami tarik ke jalur wisata, sehingga di jalur utama seperti Piyungan petugasnya menjadi kurang," katanya.

KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024