Regulasi IPO UMKM diharapkan segera digulirkan

id Bursa Efek Jakarta

Regulasi IPO UMKM diharapkan segera digulirkan

Ilustrasi (Foto Antara)

Jogja (Antara) - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta berharap pengkajian regulasi penawaran umum perdana saham atau "initial public offering" bagi usaha mikro kecil menengah segera digulirkan sehingga pengusaha di sektor itu dapat segera bergabung di pasar modal.

"Itu harapan kami. Mudah-mudahan tidak sampai dua tahun bisa segera digulirkan regulasinya," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (KP BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irfan Noor Riza di Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan hingga saat ini regulasi bagi UMKM untuk melakukan IPO masih dikaji oleh PT BEI pusat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) .

Kendati masih dikaji, menurut dia, BEI DIY mulai tetap melakukan berbagai persiapan dengan meningkatkan edukasi serta sosialisasi tentang pasar modal khususnya bagi UMKM.

Menurut Irfan, banyak manfaat yang didapatkan jika UMKM bergabung di pasar modal. Dengan IPO maka mereka akan mudah mendapatkan alternatif pendanaan dari pasar modal.

"Semakin banyak UKM yang bergabung di pasar modal, kami berharap semakin banyak masyarakat DIY yang berminat menjadi investor pasar modal," kata dia.

Sementara itu, Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta berharap persyaratan penawaran umum perdana saham atau "initial public offering" bagi Usaha Kecil Menengah tidak dipersulit sehingga dapat memberikan alternatif akses permodalan.

"Kami menyambut baik rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peluang kami melantai di pasar modal, asal syaratnya tidak dipersulit," kata Ketua Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) DIY Prasetyo Atmosutedjo.

Meski demikian ia berharap UMKM di DIY benar-benar dapat dilibatkan dalam program BEI tersebut. Hal itu mengingat akses permodalan di sektor Perbankan masih cukup sulit didapatkan.

"Kami memang memerlukan akses modal alternatif. Peluang kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya telah diturunkan menjadi 9 persen hingga kini masih sulit diakses oleh UKM di DIY," kata dia.

Mengacu data BEI DIY, jumlah investor pasar modal di Yogyakarta hingga Januari 2016 mencapai 14.803 orang dengan nilai transaksi saham mencapai Rp353 miliar.

Dibandingkan periode yang sama pada 2015 jumlah investor di DIY mengalami kenaikan. Pada Januari 2015 jumlah investor pasar modal masih mencapai 10.388 orang dengan total nilai transaksi saham hingga Desember 2015 mencapai Rp5 triliun. Sementara, untuk perusahaan sekuritas yang ada di DIY hingga saat ini masih berjumlah 17 perusahaan.

(L007)