Masyarakat dinilai belum pahami tugas Tagana

id Masyarakat dinilai belum pahami tugas Tagana

Masyarakat dinilai belum pahami tugas Tagana

Ilustrasi (Foto ANTARA/Dok) (Dok ANTARA)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Keberadaan Taruna Siaga Bencana sebagai sebuah organisasi relawan yang siap diturunkan pada saat terjadi bencana masih banyak belum dimengerti oleh masyarakat, khususnya mengenai tugas pokok dan fungsinya.

"Banyak yang mengira bahwa tugas utama Taruna Siaga Bencana (Tagana) adalah dalam proses evakuasi bencana. Padahal, tugas pokok kami adalah penanganan di bidang logistik untuk korban bencana," kata Sekretaris Tagana Kota Yogyakarta Adinda Tri Jaka di sela Workshop Tagana di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, logistik kebencanaan yang menjadi tanggung jawab Tagana pada saat penanganan bencana meliputi pendataan jumlah korban, penilaian jumlah bahan makanan yang dibutuhkan korban bencana, penyediaan fasilitas dapur umum, hingga "trauma healing" untuk korban bencana.

Tagana Kota Yogyakarta sudah memiliki sebuah gudang yang berisi berbagai kebutuhan logistik untuk korban bencana. "Bahan logistik baru bisa dikeluarkan dari gudang jika sudah ada koordinasi dengan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta. Tagana berada di bawah dinas ini," katanya.

Guna mendukung tugas pokok dan fungsi Tagana, Tri Jaka mengatakan bahwa organisasi tersebut membutuhkan tambahan sarana dan prasarana pendukung penanganan bencana. "Sarana dan prasarana pendukung masih sangat minim," katanya.

Meskipun bukan menjadi tugas utama, namun Tri Jaka menyebut bahwa Tagana juga dipersiapkan untuk membantu evakuasi korban bencana berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta serta organisasi relawan yang ada di wilayah.

Saat ini, jumlah anggota Tagana Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 150 orang dan akan ditambah 25 orang tahun ini. "Sudah ada proses `screening` yang dilakukan. Untuk tergabung dalam organisasi ini, dibutuhkan komitmen yang kuat karena mereka tidak dibayar," katanya.

Sedangkan pada saat tidak terjadi bencana, Tagana Kota Yogyakarta rutin melakukan kegiatan "Tagana Goes to School" dengan sasaran 100 TK dan SD. Sampai saat ini, sudah ada 40 sekolah yang dikunjungi dengan total sasaran 6.800 siswa.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Hadi Muchtar mengatakan, keberadaan Tagana sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya saat penanganan bencana.

"Masyarakat tentu berharap ada penanganan yang cepat pasca bencana. Oleh karena itu, keterampilan anggota Tagana perlu terus diasah," katanya.

(E013)

Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024