Usaid Prioritas latih dosen-guru berkolaborasi bimbing mahasiswa

id dosen berkolaborasi

Usaid Prioritas latih dosen-guru berkolaborasi bimbing mahasiswa

Mahasiswa dan guru pamong sedang berkolaborasi melakukan praktik mengajar. (Foto Antara/Bambang Sutopo)

Yogyakarta (Antara Jogja) - USAID Prioritas melatih dosen pembimbing lapangan dan guru pamong berkolaborasi secara profesional membimbing mahasiswa melakukan praktik mengajar di sekolah.

"Kendala yang sering muncul dalam implementasi praktik pengalaman lapangan (PPL) adalah seringnya komunikasi searah antara dosen dan guru pamong kepada mahasiswa," kata Spesialis Pengembangan LPTK USAID Prioritas Afifuddin di Yogyakarta, Sabtu.

Di sela Pelatihan Dosen Pembimbing Lapangan dan Guru Pamong untuk Meningkatkan PPL Mahasiswa LPTK SD-SMP Mitra LPTK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Afifuddin mengatakan proses pendampingan yang dilakukan guru dan dosen sering juga masih administratif.

Selain itu, tahap dalam mendampingi mahasiswa mengajar juga terlalu cepat sehingga mereka kurang memiliki model mengajar dan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar.

"Kami memperkenalkan cara pendampingan PPL yang progresif. Setiap perkembangan mahasiswa dalam mengajar terpantau bertahap oleh guru pamong dan dosen pembimbing lapangan," katanya.

Menurut dia, tahap itu terbagi menjadi empat tahap pembelajaran. Selain itu juga menggunakan pendekatan 3, 2, 1 untuk refleksi dan konferensi.

Empat tahap pembelajaran itu adalah tahap pertama pembelajaran 100 persen guru, mahasiswa menjadi "observer". Kemudian pada tahap selanjutnya, mahasiwa mulai diberikan peran yaitu sebesar 25 persen dan guru pamong 75 persen.

Tahap selanjutnya jika dirasa mahasiswa sudah mampu menerapakan dan mengelola pembelajaran, maka guru dan mahasiswa kemudian menjadi "team teaching" atau 50 persen mahasiswa dan 50 persen guru.

Ia mengatakan jika kolaborasi antara mahasiswa dan guru yang diobservasi oleh dosen itu dalam beberapa kali dinilai sukses dilakukan, guru dengan sepengetahuan dosen mulai menyerahkan pembelajaran kepada mahasiswa dengan porsi mahasiswa 75 persen memegang kendali dan guru hanya 25 persen.

Hasil dari refleksi dalam tahap itu dinilai telah mampu memberikan kesempatan untuk mengelola kelas dengan baik, selanjutnya mahasiswa dapat diberikan kesempatan untuk mengelola pembelajaran secara mandiri atau 100 persen.

"Guru menjadi `observer` pada pembelajaran itu, dosen mendampingi sebagai `observer` juga untuk memberikan catatan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran," katanya.

Usai pembelajaran dalam setiap tahap, kata dia, dosen yang datang dan masuk dalam pembelajaran memfasilitasi refleksi dengan cara 3,2,1. Artinya, mahasiswa, guru, dan dosen menyampaikan refleksi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan 3 hal baik yang telah dilakukan, 2 pertanyaan atau pernyataan, dan 1 saran yang membangun.

"Harapannya agar pertemuan tersebut efektif serta kesan menyalahkan mahasiswa dan masukan searah juga bisa diminimalkan," katanya.

Pada akhir pelatihan, menurut Afifuddin, dosen, guru, dan mahasiswa mempraktikkan pengalaman pelatihan secara kolaboratif.

"Sebanyak 20 guru dari sekolah mitra USAID Prioritas di Yogyakarta, 20 mahasiswa UNY, dan 20 dosen UNY melakukan praktik mengajar di tiga sekolah yakni SDN Golo, SMPN 1 Yogyakarta, dan SMPN 5 Sleman," katanya.

Dosen PGSD UNY Supartinah mengatakan pola yang dilatihkan menjawab banyak permasalahan dalam implementasi PPL reguler maupun PPL Program Profesi Guru.

"Saya terkesan dengan pola yang dilatihkan karna dapat menjawab banyak permasalahan dalam implementasi PPL termasuk bagaimana melakukan penilaian pascapraktik mengajar dilakukan," katanya.

Mahasiswa PGSD UNY Arsya Dwi Tarana mengatakan banyak pengalaman baru yang diperoleh dalam pelatihan itu mulai dari pola pembagian peran dalam pendampingan, teknik melakukan refleksi dan konferensi hingga pengalaman mengajar yang langsung berkolaborasi dengan guru pamong.

"Saya merasa cara 3,2,1 menjembatani peran masing-masing pihak dan lebih terbuka," kata mahasiswa semester 7 PGSD UNY itu.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024