Sleman, (Antara Jogja) - Sebanyak 10 negara di Asia Tenggara direncanakan akan menghadiri Konvensi Pengajaran Bahasa Mandarin atau "ASEAN Chinese Teaching Convention 2016" yang akan berlangsung di Yogyakarta 23 hingga 26 September.
"Tujuan dari acara ini adalah mendorong perkembangan pengajaran bahasa Mandarin di Asia Tenggara dan sebagai upaya untuk memajukan pertukaran pengajaran Bahasa Mandarin," kata Ketua Panitia Konvensi Pengajaran Bahasa Mandarin Yudi Sutanto di Sleman, Jumat.
Menurut dia, tema yang diambil adalah peningkatan bentuk, transformasi, dan mutu pendidikan Bahasa Mandarin di Asia Tenggara.
"Konvensi Internasional akan dihadiri oleh Sekolah dan Universitas dari 10 negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Indonesia. Juga tamu undangan dari Tiongkok dan Taiwan," katanya.
Ia mengatakan untuk pengisi materi konvensi berasal dari berbagai profesi dosen, guru dan profesor yang ahli di bidangnya.
"Agenda Senin, 26 September 2016, para peserta akan melakukan tour mengunjungi tempat wisata antara lain Candi Borobudur dan Prambanan. Sehingga dalam konvensi ini tidak hanya merujuk pada dunia pendidikan, namun juga turut memperkenalkan pariwisata daerah Yogyakarta ke dunia Internasional," katanya.
Yudi mengatakan Bahasa Mandarin telah banyak digunakan oleh seluruh orang di dunia. Era globalisasi telah membuat masyarakat semakin sadar pentingnya mempelajari bahasa asing, termasuk bahasa Mandarin.
"Apakah benar kini Bahasa Mandarin telah menjadi Bahasa Internasional kedua setelah Bahasa Inggris? Selain Bahasa Inggris penguasaan terhadap Bahasa Mandarin sering diidentikkan dengan suksesnya seseorang atau lembaga dalam usaha," katanya.
Ia mengatakan dalam menghadapi kompetisi di dunia global, kini pemakaian Bahasa Mandarin telah meliputi berbagai bidang tidak hanya di bidang ekonomi, bisnis, kesehatan, kesenian, termasuk juga dalam bidang pendidikan.
"Dalam bidang pendidikan, banyak sekolah mulai mengajarkan Bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa dalam berkomunikasi. Bahasa Mandarin menjadi pelajaran tambahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman," katanya.
Oleh karenanya, kata dia, sangat baik jika Bahasa Mandarin dikenalkan sejak usia dini sebagai bekal untuk menuju kesuksesan.
Upacara pembukaan konvensi dilaksanakan pada Sabtu, 24 September 2016, yang rencananya akan dihadiri dan dibuka Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Berbagai kesenian mulai dari seni tari, musik, dan suara akan ikut memeriahkan upacara pembukaan konvensi pengajaran bahasa Mandarin ke-11. Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggara telah mempersiapkan berbagai hal untuk acara konvensi Internasional tersebut," katanya.
Ia mengimbau bagi para pendidik dan seluruh lembaga yang telah menjadi pemerhati Bahasa Mandarin dapat mengikuti konvensi tersebut agar pembelajaran Bahasa Mandarin khususnya di Yogyakarta, Indonesia dapat lebih maju dan berkembang. ***4***
(V001)
Berita Lainnya
Balita diizinkan bersekolah asalkan pengajaran layak
Kamis, 2 Mei 2019 20:05 Wib
Pengajaran matematika era 4.0 memanfaatkan siber
Minggu, 14 Oktober 2018 0:45 Wib
Jepang dorong penyempurnaan pengajaran Bahasa Indonesia
Kamis, 24 Agustus 2017 19:14 Wib
BNN: hidup bersih narkoba harus jadi pengajaran
Rabu, 10 Mei 2017 23:10 Wib
Sultan buka Konvensi Pengajaran Bahasa Mandarin ASEAN
Sabtu, 24 September 2016 17:17 Wib
BNN: sekolah perlu gencarkan pengajaran bahaya narkoba
Sabtu, 14 Maret 2015 15:20 Wib
Akademisi: pengajaran bahasa perlu masukkan unsur budaya
Kamis, 27 November 2014 19:36 Wib
UNY-UCLA AS jajaki kerja sama pengajaran BIPA
Jumat, 11 Juli 2014 21:37 Wib