Ki Demang syukuri RUUK dengan jalan kaki

id keistimewaan DIY

Ki Demang syukuri RUUK dengan jalan kaki

ilustrasi keistimewaan DIY (antarafoto)

Jogja (ANTARA Jogja) - Aktivis Sekber Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Ki Demang Wangsyaifudin menjalani nazarnya dengan berjalan kaki mengenakan celana panjang dari ujung utara Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer sebagai bentuk syukur atas pengesahan RUUK DIY.

"Sudah 25 tahun saya tidak pernah memakai celana panjang. Saya pun tidak punya celana panjang. Celana panjang hitam yang saya kenakan ini juga hasil pinjaman," kata Ki Demang sebelum melakukan aksinya di Yogyakarta, Senin.

Jauh sebelum RUUK DIY tersebut disahkan oleh pemerintah, Ki Demang mengaku telah mengucapkan janji untuk berjalan kaki dengan mengenakan celana yang akan ia lakukan ujung utara Malioboro hingga Titik Nol Kilometer.

Ki Demang lahir di Banjar Patroman, Jawa Barat, pada 14 Agustus 1968. Ia kemudian menjadi salah seorang mahasiswa universitas swasta di Yogyakarta pada era 1980-an.

Karena kekagumannya terhadap budaya Jawa, maka ia pun memutuskan untuk selalu mengenakan busana Jawa lengkap di kesehariannya.

Ia kemudian dikenal luas sebagai sosok yang dituakan oleh mahasiswa asal Jawa Barat yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta. Selain menjadi aktivis Sekber Keistimewaan DIY, ia juga aktif di Komunitas Sunda Wiwitan, Paguyuban Pencinta Batik, dan Forum Persaudaraan Umat Beragama.

Sebelum menjalani janjinya dengan berjalan kaki di sepanjang Malioboro, Ki Demang dan sejumlah anggota Sekber Keistimewaan melakukan "performance art" dengan menutup papan nama Malioboro.

Sekber Keistimewaan DIY menilai, papan nama Malioboro yang berbentuk modern dengan tulisan warna-warni tersebut justru mencederai keistimewaan DIY.

"Seharusnya, tulisan Malioboro dikembalikan seperti sediakala, yaitu dengan adanya aksara Jawa. Papan nama yang ada di ujung jalan tersebut justru tidak mencerminkan budaya lokal," katanya.

Dalam aksinya tersebut, Ki Demang menutup papan bertuliskan Malioboro tersebut dengan dua helai daster yang dibelinya dari pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar sisi barat Malioboro.

Setelah melakukan "performance art" tersebut, Ki Demang kemudian berganti baju dengan mengenakan celana panjang hitam dan berjalan kaki di sepanjang jalur lambat Malioboro.

Aksinya diikuti oleh sejumlah anggota dan srikandi Sekber Keistimewaan yang membawa Bendera Merah Putih serta menabur bunga di sepanjang jalan.(T.E013)

(E013)