Kemtan: sumber karbohidrat nonberas perlu dikembangkan

id singkong

Kemtan: sumber karbohidrat nonberas perlu dikembangkan

Ilustrasi pangan nonberas (antarfoto.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Sumber karbohidrat yang dikonsumsi masyarakat hendaknya tidak hanya bersumber dari beras tetapi juga perlu dikembangkan sumber nonberas, seperti umbi-umbian, dan jagung, kata seorang pejabat Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

"Untuk mewujudkan hal itu yang pertama-tama harus diubah adalah `mindset` masyarakat pengonsumsi beras. Dengan demikian mereka mau mengkonsumsi umbi-umbian dan pangan lokal lainnya," kata Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) Sri Sulianti di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia pada peresmian Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara Pangan Lokal, undang-undang mengamanatkan bahwa penganekaragaman pangan merupakan berbagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam yang berbasis pada sumber daya lokal.

"Hal itu ditujukan untuk memenuhi konsumsi nasional beragam, bergizi, berimbang, dan aman, mengembangkan usaha pangan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Selain itu, kata dia, undang-undang itu juga mengamantakan pentingnya dibentuk lembaga pemerintah yang menangani bidang pangan yang bertanggung jawab kepada presiden.

Ia mengatakan terkait dengan ketahanan pangan, angka kecukupan energi sebesar 2.150 kilogram per kapita per hari, angka kecukupan protein sebesar 57 gram per kapita per hari.

"Selain itu, angka ketersediaan energi sebesar 2.400 kilogram per kapita per hari dan ketersediaan kecukupan protein sebesar 63 gram per kapita per hari," katanya.

Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Paku Alam IX mengatakan konsumsi pangan beragam dan berimbang dengan memenuhi komposisi gizi yang cukup dapat mendukung hidup sehat, bugar, aktif, dan produktif.

"Indikator yang mengkukur tingkat keberagaman dan keseimbangan pangan masyarakat adalah skor Pola Pangan Harapan (PHH) yang ditunjukkan dengan nilai 100 sebagai kondisi yang ideal," katanya.

Menurut dia, pencapaian PHH di DIY baru mencapai 78,7, yang berarti implementasi pengembangan pangan masih perlu ditingkatkan.

"Oleh karena itu dalam rangka mendorong terwujudnya kemandirian pangan nasional, penganekaragaman konsumsi pangan secara langsung akan mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis pangan tertentu," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024