Bantul terjunkan tim tangani abrasi Pantai Samas

id Samas

Bantul terjunkan tim tangani abrasi Pantai Samas

Warga sedang mencari barang yang masih bisa digunakan pascaabrasi di Pantai Samas, Bantul. (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menerjunkan tim untuk menangani abrasi yang terjadi akibat terjangan gelombang di pesisir Samas.

"Kami siapkan tim untuk melakukan kajian, harapannya kajian itu dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan penanganan abrasi di Samas," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, Senin.

Menurut dia, abrasi akibat gelombang tinggi dan hantaman aliran Sungai Opak di kawasan Samas sejak beberapa bulan lalu telah merusak sejumlah bangunan atau rumah yang terdapat di pesisir pantai Itu.

Bahkan, kata dia akibat abrasi yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan sejumlah bangunan lainnya termasuk rumah penduduk yang masih terdapat di pesisir Samas terancam sehingga perlu ada antisipasi.

"Untuk mengatasi abrasi di Samas, kami berkoordinasi dengan pemerintah provinsi (pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kami juga sudah mengirimkan surat untuk meminjam alat berat, jika dibutuhkan," katanya.

Meski demikian, kata dia pihaknya belum akan mengambil langkah secepatnya, termasuk melakukan relokasi atau pemindahan terhadap warga yang masih bertahan karena selain menunggu kesiapan juga perlu sosialisasi.

Sementara itu, Kepala Desa Tirtohargo, Kretek Bantul, Karjono mengatakan, untuk mengatasi abrasi sementara warga juga telah membuat tanggul penahan aliran Sungai Opak dan merencanakan pembuatan Kendangan atau calon muara baru.

Namun, kata dia pembuatan tanggul dan rencana tersebut justru bisa merendam dan merusak puluhan hektare lahan pertanian di daerahnya atau yang terdapat di sebelah timur muara baru dan sebagian lahan pertanian di Desa Srigading.

"Kami menilai menilai pesisir Pantai Samas tidak tepat untuk digunakan sebagai pemukiman warga, jadi kalau airnya mengalir ke pemukiman Samas itu biasa. Tidak ada sejarahnya air dapat dibendung," katanya.

Ia mengatakan, hal yang paling tepat dilakukan adalah dengan penyudetan sedimen pasir yang menumpuk di muara Sungai Opak, karena selama ini aliran air sungai terhalang sehingga membelok dan mengikis pesisir Pantai Samas.

"Upaya itu bisa dilakukan saat musim hujan telah tiba, termasuk penjebolan tumpukan pasir yang selama ini menghalangi air Sungai Opak yang masuk ke laut," katanya.

(KR-HRI)