Jakarta (Antara Jogja) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp12.205 per dolar AS.
"Rupiah cenderung masih stabil paska hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang memberikan sinyal pemangkasan stimulus keuangan (tapering off) pada Januari 2014, " kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Namun, lanjut dia, mata uang Asia yang cenderung berada di area negatif setelah merespon hasil rapat FOMC tersebut dapat membawa sentimen negatif bagi nilai tukar domestik. Di sisi lain, pelaku pasar juga sedang "wait and see" menjelang pertemuan Uni Eropa.
"Spekulasi dan volatilitas masih potensial terjadi hingga pasar melihat dampak dari 'tapering off'," katanya.
Sementara itu, Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan bahwa kebijakan The Fed diharapkan bisa mereduksi tekanan rupiah dan dana asing keluar (capital out flow).
"Pergerakan mata uang rupiah cenderung terbatas, sudah adanya kejelasan dari eksternal terkait 'tapering off' the Fed diharapkan membawa sentimen positif. Untuk jangka pendek, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp11.700-Rp12.000 per dolar AS," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Renny, pelaku pasar juga diharapkan mencermati kondisi internal terkait masih defisitnya neraca transaksi berjalan Indonesia.
(KR-ZMF)
Berita Lainnya
Stagnan, harga emas Antam
Jumat, 6 Oktober 2023 9:30 Wib
Stagnan, dolar AS
Sabtu, 9 September 2023 7:14 Wib
Harga emas Antam stagnan
Senin, 4 September 2023 9:08 Wib
Stagnan, harga emas Antam
Jumat, 18 Agustus 2023 10:15 Wib
Stagnan Rp1,072 juta per gram harga emas Antam
Senin, 24 Juli 2023 9:10 Wib
Stagnan, harga minyak
Rabu, 1 Februari 2023 6:24 Wib
Harga ninyak stagnan
Selasa, 3 Mei 2022 7:52 Wib
Harga emas stagnan
Senin, 3 Januari 2022 9:56 Wib