Jenewa (Antara/Reuters Jogja) - Wabah terburuk Ebola dalam catatan telah menewaskan 3.879 orang dari 8.033 kasus pada akhir 5 Oktober, dengan tanpa bukti bahwa epidemi itu bisa dikendalikan di Afrika Barat, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Rabu.
Liberia dan Sierra Leone, kedua negara paling parah, masih memiliki 21 persen dan 26 persen dari ruang tidur yang mereka perlukan, dan negara-negara tetangga telah diberitahu untuk mempersiapkan penyakit itu menyebar melintasi perbatasan mereka, kata WHO.
Namun PBB mengatakan, wabah Ebola terburuk itu dapat diatasi jika negara-negara di dunia bekerja sama dengan cepat membangun unit-unit pengobatan darurat di beberapa negara Afrika Barat yang paling parah terkena dampak virus mematikan Ebola, kata Koordinator Badan Tanggap Ebola PBB Kamis.
"Jika kita dapat mengurangi jumlah orang yang menularkan infeksi Ebola kepada orang lain sekitar 70 persen, maka kejadian luar biasa ini akan berakhir," ujar Dr. David Nabarro, koordinator senior Badan Tanggap Ebola PBB kepada Reuters.
"Tetapi sebaliknya, bila orang-orang (yang terinfeksi) dapat terus menularkan virus kepada orang lain ketika mereka sakit, maka wabah akan terus dan terus tumbuh pada tingkat seperti sekarang ini," lanjutnya.
Guinea, Liberia dan Sierra Leone merupakan wilayah-wilayah yang paling banyak terkena dampak penyakit mematikan itu, dan beberapa kasus Ebola telah dilaporkan terjadi di Senegal dan Nigeria.
Pada Rabu (8/10), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Ebola telah menewaskan 3.879 orang dari sebanyak 8.033 orang yang terkonfirmasi, kemungkinan dan diduga mengidap virus, yang diidentifikasi di Guinea sejak Maret lalu.
Oleh karena itu, Dr. Nabarro mengapresiasi Amerika Serikat, Inggris, Uni Afrika, dan pihak lainnya yang telah mengirimkan petugas kesehatan dan personil militer untuk membentuk pusat dan staf pengobatan di daerah yang terkena wabah Ebola.
Ia pun mendesak semua negara lain di dunia untuk turut memberikan kontribusi apa pun yang bisa membantu usaha pencegahan penyebaran virus Ebola itu.
Dia juga memuji Republik Demokratik Kongo dan Uganda yang telah menyediakan dokter-dokter ahli dan perawat.
Penerjemah:A. Krisna
Berita Lainnya
WHO sebut RD Kongo laporkan 30 kasus Ebola
Kamis, 2 Juli 2020 18:05 Wib
Mantan menteri kesehatan Kongo diduga selewengkan dana penanganan Ebola
Minggu, 15 September 2019 20:15 Wib
Korban jiwa akibat Ebola di Kongo bertambah menjadi 322
Sabtu, 5 Januari 2019 11:52 Wib
RSUP Sardjito siap antisipasi pasein Ebola
Selasa, 4 November 2014 20:03 Wib
Pemerintah diminta segera susun strategi mitigasi ebola
Selasa, 28 Oktober 2014 20:33 Wib
Dinkes: waspadai virus ebola dibawa jamaah haji
Senin, 15 September 2014 17:03 Wib
PBB: pembatasan penerbangan hambat reaksi tanggap Ebola
Selasa, 26 Agustus 2014 12:22 Wib
Dinkes pantau TKI Timur Tengah antisipasi Ebola
Senin, 25 Agustus 2014 18:03 Wib