Petani bawang Bantul perlu optimalkan pupuk organik

id bawang merah

Petani bawang Bantul perlu optimalkan pupuk organik

Petani menunjukkan bawang merah yang rusak karena terserang "blorok" di Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta petani bawang merah di daerah ini mengoptimalkan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki unsur hara tanah lahan garapan mereka.

"Salah satu solusi terbaik untuk memperbaiki kimia tanah adalah dengan menggunakan pupuk organik yang ekstrem. Itu bisa dicoba pada musim tanam berikutnya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Senin.

Menurut dia, imbauan petani bawang merah mengoptimalkan pupuk organik itu menyusul laporan puluhan hektare lahan bawang merah di Sanden dan Kretek yang mengalami gagal panen akibat serangan hama ulat pada musim kemarau ini.

Ia mengatakan, serangan hama ulat yang menyerang pada lahan bawang merah di wilayah selatan Bantul tersebut karena disebabkan beberapa faktor, diantaranya tanah yang jenuh akibat pestisida dan pola tanam yang terus-menerus monoton.

Partogi mengatakan, di lahan pertanian wilayah Sanden dan Kretek mayoritas menerapkan pola tanam padi-bawang-bawang, tanam padi dilakukan pada saat musim hujan, sementara bawang merah pada saat musim kemarau.

"Makanya kami akan coba memperbaiki dan atur pola tanam di lahan mereka, jadi setelah padi kalau bisa jangan menanam bawang dulu, tapi tanamlah jagung, kedelai dengan pupuk organik, supaya unsur kimia tanah di lahan itu hilang," kata dia.

Pihaknya mengakui tidak mudah untuk mengajak petani mengubah pola tanam dan mengoptimalkan pupuk organik di lahan pertanian wilayah Sanden dan Kretek tersebut, sebab petani sudah merasakan untung besar dari hasil panen hortikultura itu.

Namun demikian, kata dia, jika tidak ada upaya untuk memperbaiki kimia tanah, maka hama yang selama ini menyerang lahan bawang merah petani tidak akan berhenti, dan jika petani bersikeras tanam bawang bisa merasakan kembali dampak buruknya.

"Untuk mengajak mereka kami akan memberikan pembinaan, dan cara ini efektif ketika sudah tiga tahun berjalan, rencananya kami akan memberian contoh penggunaan pupuk organik yang ekstrim pada lahan demplot," kata Partogi.

Sementara itu, berdasarkan data laporan yang diterima dinas, setidaknya ada 74 hektare lahan bawang merah Kretek yang gagal panen karena serangan hama, sedangkan yang rusak sedang 40 hektare dan rusak berat 100 hektare.

Sementara di wilayah Sanden, lahan bawang seluas dua hektare mengalami gagal panen, sedangkan yang rusak sedang seluas 64 hektare dan rusak berat seluas 14 hektare.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024