Kulon Progo, (Antara Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mengharapkan pemerintah kabupaten/kota mengarahkan penggunaan dana desa untuk menguatkan modal sosial dan kearifan lokal guna memperkaya khasanah sosial perdesaan.
Sultan di Kulon Progo, Kamis, mengatakan upaya ini tidak sekadar menindaklanjuti Undang-Undang Desa dengan segala implikasinya, melainkan sebagai upaya sistematis untuk melakukan perubahan yangn sesuai karakter wilayah desa yang khas dan spesifik.
"Masyarakat perdesaan memiliki tata nilai dan perilaku yang menunjukan kekhasan tersendiri," katanya.
Menurut Sultan, kekhasan itu berupa tata kelola demokrasi, simbolisasi kearifan lokal, adat istiadat, hingga bentuk-bentuk harmonisasi yang tervisualisasi antara alam dengan manusia, maupun harmonisasi antarsesama manusia.
"Sebagai suatu sistem sosial, masyarakat desa harus melakukan transformasi menyesuaian dinamika perubahan zaman," katanya.
Ia mengatakan dana desa dapat digunakan untuk revitalisasi pembangunan perdesaan. Dana desa dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur perdesaan, penguatan kapasitas lembaga perdesaan, dan peningkatan sumber daya manusia di desa.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini mengatakan revitalisasi pembangunan perdesaan dapat diwujudkan dengan sejumlah strategi yakni meneguhkan semangat demokrasi dan prinsip akuntabilitas secara sederhana di desa, mengembangkan kapasitas SDM di desa dan menguatkan kelembagaan perdesaan.
Kemudian, menumbuhkan agribisnis perdesaan untuk memperkuat perekonomian desa yang bernilai tambah dan berdaya saing, serta membangun infrastruktur perdesaan untuk mempermudah akses dan distribusi antarwilayah.
"Penggunaan dana desa memerlukan proses berkelanjutan, tapi pengalokasian dana desa diharapkan dapat menggerakan segenap elemen di desa," katanya.
Namun demikian, menurut Sultan, dana desa juga dapat menjadi ancaman atas pergeseran nilai-nilai lokal di desa. Kehidupan sosial perdesaan yang sebelumnya digerakan melalui modal sosial dan rasa saling percaya antar-insan, secara lambat laut akan mengalami pergeseran sebagaimana perilaku konsumtif pada wilayah perkotaan, yang cenderung mengedepankan aspek materialistik.
Modal sosial, sebagaimana tercermin dari rembug desa maupun semangat gotong royong, lambat laun ditakutkan akan semakin tergerus oleh materi.
"Jangan sampai, alokasi dana desa digunakan secara tidak sadar untuk membunuh desa itu sendiri hingga menimbulkan ketidakpercayaan maupun konflik yang sebenarnya dapat dikelola dengan baik," katanya.
(U.KR-STR)
Berita Lainnya
Menpora minta Jepang bantu pemain timnas U-23 Justin Hubner bisa berlaga kontra Guinea
Selasa, 7 Mei 2024 14:57 Wib
Hamas minta Jusuf Kalla mediasi akhiri konflik di Palestina
Senin, 6 Mei 2024 19:23 Wib
Presiden Jokowi minta jangan sampai alkes tak berguna karena kurang dokter
Senin, 6 Mei 2024 13:09 Wib
Menhub minta kolaborasi dukung Gernas BBI dan berwisata di Indonesia
Sabtu, 4 Mei 2024 10:47 Wib
Presiden minta agar tak ada pengungsi Gunung Ruang, Sulut, telantar
Jumat, 3 Mei 2024 19:50 Wib
Panji Gumilang minta semua aset dibekukan dikembalikan
Kamis, 2 Mei 2024 14:51 Wib
RI minta Yordania buka pasar ekspor-investasi pertanian
Kamis, 2 Mei 2024 6:39 Wib
Menkeu Israel minta penghancuran total di Jalur Gaza
Rabu, 1 Mei 2024 20:30 Wib