Jip "Lava Tour" Merapi sesuaikan permintaan pasar

id volcano tour merapi

Jip "Lava Tour" Merapi sesuaikan permintaan pasar

Objek wisata "Lava Tour" Merapi (Foto antaranews.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Pengelola jip wisata "Lava Tour" Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya menyesuaikan permintaan pasar atau wisatawan agar tetap bertahan dan tidak monoton.

"Kami harus dapat menyesuaikan permintaan pasar dan terus mengembangkan inovasi wisata yang menarik," kata salah satu pelaku jip wisata "Lava Tour" Merapi di komunitas MGM Adventure Robert Sitomurang di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, inovasi yang dilakukan yakni selain menambah jalur trek, juga menyediakan jasa "outbond" kepada wisatawan.

"Kami harus bisa menyesuaikan keinginan wisatawan atau pengguna jasa, jadi tidak melulu mengejar rupiah," katanya.

Ia mengatakan, saat ini inovasi yang dilakukan dengan menambah jalur trek, melintasi aliran Sungai Kuning bagi mereka yang suka basah-basahan.

"Bagi mereka yang tertarik, kami juga menyediakan fasilitas koutbond`," katanya.

Robert mengatakan, dengan strategi seperti itu maka jip wisata Lava Tour bisa terus diminati. Karena jika hanya mengandalkan jalur sisa dampak erupsi Merapi, wisatawan akan bosan dan semakin berkurang.

"Tapi yang terlihat saat ini wisatawan terus ada, bahkan semakin banyak," katanya.

Sebelumnya Camat Cangkringan Edi Harmana mengharapkan agar pelaku jip wisata "Lava Tour Merapi" di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, tidak sekadar menjadi penyaji wisata, namun juga sebagai pemandu yang baik agar wisatawan merasa nyaman dan terpuaskan,

"Jangan sampai wisatawan menjadi kapok karena merasa pelayanan kurang baik dan tidak nyaman," katanya.

Menurut dia, saat ini mulai banyak kabar yang muncul, mereka terutama sewa jip wisata terkesan lebih mengejar setoran.

"Ada banyak kabar yang kami dengar. Sopir jip wisata Lava Tour cenderung mengejar waktu. Ketika membawa penumpang, lebih dipercepat waktu tempuhnya. Begitu juga saat berhenti di tempat-tempat wisata, seperti ke museum-museum alam yang ada," katanya.

Ia mengatakan, seharusnya pengemudi jip wisata berhenti dulu, dijelaskan apa yang ada di situ. Wisatawannya biar menikmatinya terlebih dahulu.

"Selain itu kolaborasi antar pelaku wisata dengan dengan pemilik warung makan khas, misalnya juga harus lebih baik lagi. Wisatawan diajak berhenti dulu di warung makan khas, ada pecel, jadah, tempe, wisatawan manca, sangat suka itu," katanya.***1***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024