Bantul (Antaranewsjogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menormalisasi Sungai Oya di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, menyusul banjir aliran sungai itu pascahujan deras beberapa waktu lalu.
"Jadi nanti kalau airnya sudah bening dan arus sungai landai, kita akan coba normalisasi Sungai Oya di Desa Sriharjo," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Riyantono di Bantul, Kamis.
Menurut dia, normalisasi di aliran Sungai Oya wilayah Desa Sriharjo perlu dilakukan karena saat ini terdapat tumpukan pasir dan kerakal atau batuan kecil di dasar sungai yang berhulu di wilayah Gunung Kidul tersebut.
Kondisi itu disinyalir membuat debit aliran sungai Oya di Desa Sriharjo cepat naik, hingga menerjang talud dan berakibat erosi dan tanah longsor seperti yang terjadi pada akhir November 2017 dan beberapa hari lalu.
"Kalau saat ini kan masih deras, nanti kalau nanti sudah agak reda, patokannya kalau airnya bening itu mesti sudah landai kita normalisasi, jadi tumpukan pasir kerakal itu nanti akan kita evakuasi ke utara," katanya.
Riyantono yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul ini mengatakan, normalisasi aliran sungai dilakukan dengan menggunakan eskavator atau alat berat untuk mengeruk dan mengangkat beban untuk dipindahkan.
"Kalau sekarang kondisinya masih agak dalam, tidak mungkin eskavator nyebur ke sungai, jadi nanti harapannya kalau air bening itu berarti sudah dangkal baru kita sewa eskavator untuk menormalisasi sungai," katanya.
Sementara itu, kata dia, kejadian erosi di tebing aliran Sungai Oya Desa Sriharjo sudah terjadi sejak pascabanjir 28 November 2017, akan tetapi karena hujan dan aliran sungai deras beberapa hari lalu memperparah erosi hingga berakibat longsor.
"Kalau yang mengalami longsor itu kan pas aliran menggok dari selatan, dan memang ini sudah kejadian 28 November lalu, cuma sekarang ini terkena hantaman aliran sungai sedikit saja sudah longsor," katanya.
Untuk melakukan penanganan sementara terhadap erosi Sungai Oya, kata dia, disiapkan sebanyak 3.000 sampai 5.000 karung untuk diisi pasir atau kerakal yang kemudian diikat dengan kawat untuk tanggul sementara.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Telan dana Rp900 miliar untuk normalisasi Sungai Wulan Demak, Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 8:09 Wib
Hanya tiga bulan, Rusia beri waktu PBB normalisasi produk pertanian
Kamis, 20 Juli 2023 7:17 Wib
Terendam banjir, 3.611 hektare sawah puso
Senin, 24 Oktober 2022 7:40 Wib
DLH Yogyakarta butuh waktu sepekan normalisasi depo sampah
Kamis, 12 Mei 2022 16:45 Wib
Iran: Pendekatan keliru normalisasi dengan Israel
Rabu, 27 April 2022 0:28 Wib
DPRD Kulon Progo mengharapkan BBWSSO normalisasi Sungai Papah di Sentolo
Jumat, 8 Oktober 2021 16:12 Wib
Normalisasi divider mendukung penataan jalan searah Malioboro bertahap
Jumat, 21 Mei 2021 16:10 Wib
Dishub Yogyakarta petakan kebutuhan penataan jalan searah seputar Malioboro
Jumat, 12 Maret 2021 17:51 Wib