Sleman sosialisasikan program rehabilitasi sosial berbasis inklusif

id inklusi

Sleman sosialisasikan program rehabilitasi sosial berbasis inklusif

Ilustrasi sekolah inklusi (Foto jogja.antaranews.com)

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof Dr Soeharso Surakarta, Jawa Tengah, menyosialisasikan program rehabilitasi sosial berbasis inklusif (RSBI) bagi penyandang disabilitas daksa.

Sosialisasi tersebut diselenggarakan di Pendopo Kapanewon, Kantor Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Kamis.

Kepala BBRSBD Bambang Sugeng yang menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut mengatakan program RSBI merupakan usaha terencana dan terpadu dari dan untuk masyarakat guna memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang dalam rangka pemenuhan haknya.

"Dengan demikian mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara inklusif," katanya.

Menurut dia, tujuan program ini untuk memberdayakan potensi penyandang disabilitas dengan memperhatikan kesamaan hak dan kesempatan tanpa memperhatikan perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan bentuk tubuh.

"Untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam upaya mewujudkan hak-hak asasi penyandang disabilitas dengan menggunakan potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang ada baik pemerintah maupun swasta secara inklusif," katanya.

Menurut dia, selain itu program RSBI juga bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan? dan kemandirian penyandang disabilitas serta mengembangkan jangkauan layanan karena daya jangkau pemerintah yang terbatas.

Kepala Seksi Rehabilitasi Dinsos Kabupaten Sleman Surono mengatakan jumlah penyandang disabilitas pada 2017 di Kabupaten Sleman sejumlah 10.268 jiwa terdiri dari laki-laki 5.554 orang dan perempuan 4.714 orang.

"Kabupaten Sleman juga memiliki dua kecamatan inklusi yaitu Berbah dan Ngaglik, empat desa inklusi yaitu Merdikorejo (Tempel), Sendangtirto (Berbah), Sendangadi (Mlati), dan Sidoagung (Godean). Kecamatan Tempel sendiri memiliki 10 dusun inkluisi atau Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM)," katanya.

Menurut dia, fasilitas layanan yang diberikan pada penyandang disabiliitas yaitu pemenuhan hak identitas, Layanan sambang warga (Lasamwa), jaminan kesehatan dan pendidikan (termasuk Jamkesus), perlindungan dan advokasi gerakan stop pasung, bantuan sosial bagi disabilitas berat, serta pendampingan usaha.

"Kami juga melakukan kemitraan dengan BRTPD Pundong Bantul, Rumah Sakit Ghrasia, Tim Stop Pasung DIY, IZI Jetis Jogya, Ohana, Yakkum, perguruan tinggi, pelaku usaha, Sigab dan pendampingan kelembagaan seperti PPDI, HWDI, Pertuni, PPDS, Gerkatin, serta panti rehabilitasi Tetirah Zikir Berbah, Siloam Godean, Charis Prambanan dalam memberikan pelayanan pada penyandang disabilitas," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024