Pengelola Gua Cokro diharapkan lestarikan ekosistem

id Gua cokro,Gunung kidul

Pengelola Gua Cokro diharapkan lestarikan ekosistem

Objek wisata baru Gua Cokro, di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, DiY. (FOTO ANTARA/MAMIEK)

Gunung Kidul  (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pengelola Gua Cokro di Desa Umbulrejo tetap melestarikan ekosistem seiring meningkatnya jumlah pengunjung.

Wakil Bupati Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi di Gunung Kidul, Selasa mengatakan Gua Cokro merupakan destinasi wisata konservasi, sehingga pengelola diharapkan bisa menjaganya agar tidak rusak.

"Gua Cokro wisata untuk konservasi. Artinya wisatawan harus dibatasi " katanya.

Immawan mengatakan Gua Cokro sebagai salah satu dari 13 geosite Gunung Sewu Unesco Gobal Geopark yang ada di Gunung Kidul, pengelola harus tegas untuk mengelola destinasi alam minat khusus ini.

"Harus jangan sampai rusak, karena jika rusak memperbaikinya harus ratusan tahun, dan itupun jika masih diberikan kesempatan," katanya.

Manajer Georpark Gunungsewu Unesco Gobal Geopark Budi Martono mengatakan pihaknya bersama Pemkab Gunung Kidul berkomitmen untuk menjaga ekosistem gua. Salah satunya berkoordinasi dengan pengelola untuk bisa menjaga pengunjung.

Dia mengaku menyesal adanya kerusakan stalaktit dari tangan jahil para pengunjung yang tidak berkoordinasi dengan pengelola saat masuk gua vertikal ini.

"Ada yang rusak, karena pengunjung tersebut masuk asal-asalan," katanya.

Ketua Pokdarwis Mekars Purwanto mengatakan Gua Cokro merupakan salah satu fenomena kars bawah tanah yang bagus. Batuan di dalam gua terbentuk dari endapan batu kapur terjadi selama 15-20 juta tahun lalu sehingga membentuk stalaktit dan stalamit.

"Gua ini merupakan gua vertikal dengan kedalaman 18 meter, didalamnya bebatuan membentuk suatu ornamen," katanya.

Ia mengatakan kunjungan tidak hanya dari dalam negeri namun juga luar negeri. "Masih sedikit sekitar 20 orang per bulannya, tetapi tak jarang dari luar negeri ada," katanya.

Purwanto berharap pemerintah membantu membuat jalan yang masih rusak, dan peralatan. "Kami memang masih terkendala sarana dan prasarana," katanya.

KR-STR/ 01-05-2018 07:17:31