Bantul (Antaranews Jogja) - Patriot Run 2018 yang diselenggarakan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Jalan Wates Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme generasi muda Indonesia.
"Patriot Run 2018 dirancang sedemikian rupa untuk tujuan lebih besar, yakni menumbuhkan generasi sehat jasmani yang memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme kuat melalui olahraga," kata Penggagas Patriot Run 2018 Arissetyanto Nugroho disela kegiatan di UMB Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, menumbuhkan nasionalisme tidak cukup melalui pendekatan akademis semata, namun juga melalui kegiatan-kegiatan fisik yang mendekatkan pada tema-tema kesejarahan seperti Patriot Run 2018 yang mengkombinasikan olahraga lari dan pesan sejarah.
Oleh sebab itu, kata dia, kegiatan Patriot Run tersebut memberikan tantangan bagi generasi muda Indonesia untuk berlari dengan jarak tempuh 11 kilometer yang melintasi sejumlah lokasi bersejarah di wilayah Kecamatan Sedayu Bantul.
"Dari data panitia, tercatat sebanyak 2.500 pelari sudah mendaftar dan siap mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, termasuk pula sejumlah pelari luar negeri," kata Arissetyanto Nugroho.
Terkait pesan sejarah, dia menjelaskan rute yang dilintasi para pelari Patriot Run 2018 merupakan rute perjuangan pasca-kemerdekaan, khususnya mengenang peristiwa pembantaian massal yang dilakukan pasukan Belanda kepada warga Kemusuk Sedayu pada agresi militer kedua tahun 1949.
Pembantaian massal tersebut dilakukan tentara Belanda sebagai respon kalah pamornya Belanda dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dan mengakibatkan lebih dari 202 warga desa Kemusuk, Bantul wafat dengan cara yang tidak manusiawi.
"Jadi ini bukan sebatas lari saja, tetapi ada pesan sejarah yang kemudian diharapkan mampu menumbuhkan nasionalisme dan sikap patriotisme dalam diri generasi muda Indonesia," kata Rektor UMB Jakarta ini.
Pada Mei ini pula terdapat peristiwa sejarah nasional penting, pada 1 Mei sebagai Hari Kembali Irian Barat Ke Pangkuan Ibu Pertiwi, 2 Mei yang dikenal Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 17 Mei dikenal sebagai Hari Buku Nasional dan pada 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
"Selain berolahraga dan mengenang kembali peristiwa tragis di Desa Kemusuk, Bantul, juga terdapat aksi sumbang buku senilai Rp100 juta dari Balai Pustaka. Sumbangan buku diserahkan ke pengelola Museum Memorial Jenderal Besar Soeharto," katanya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Siti Hediyati Haryadi mengatakan, kegiatan Patriot Run 2018 juga rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional yang menjadi titik balik tumbuhnya kesadaran pentingnya pendidikan di Tanah Air.
Maka dari itu, lanjut dia, Patriot Run 2018 juga sarana memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, karena melalui pendidikan berkualitas maka akan hadir generasi muda Indonesia yang memiliki semangat nasionalisme tinggi.
"Melalui Patriot Run 2018 momentum sadar pentingnya pendidikan dan menguatkan nasionalisme dapat terjadi dalam satu kegiatan, jadi sangat baik untuk terus dilanjutkan kegiatan seperti ini," katanya.
(T.KR-HRI)
Berita Lainnya
UGGCP dijadikan destinasi wisata kelas dunia tarik turis
Kamis, 25 April 2024 6:20 Wib
Fun Trail Run 2024 promosikan objek pariwisata
Senin, 26 Februari 2024 6:22 Wib
Relawan berikrar menangkan Prabowo-Gibran
Minggu, 28 Januari 2024 6:27 Wib
Garrya Bianti Yogyakarta gelar "Run For Hope" pada 8 September 2024
Sabtu, 27 Januari 2024 23:09 Wib
Atlet Kenya borong juara "Merak Balu-Run 2023"
Senin, 4 Desember 2023 4:10 Wib
Baca, Whoosh tambah perjalanan hingga kontes mobil
Senin, 6 November 2023 7:00 Wib
Wabup: "Sleman Temple Run" berdampak positif meningkatkan wisatawan
Minggu, 5 November 2023 13:39 Wib
Dispar DIY: "Sleman Temple Run" jadi media promosi pariwisata internasional
Minggu, 5 November 2023 13:14 Wib