Yogyakarta kukuhkan Satgas "Selasa Wage" Malioboro

id satgas selasa wage,bersih, malioboro, PKL

Yogyakarta kukuhkan Satgas "Selasa Wage" Malioboro

Pengukuhan Satuan Tugas Selasa Wage di kawasan Malioboro Yogyakarta oleh Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Selasa (7/8). (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta mengukuhkan Satuan Tugas "Selasa Wage" yang berasal dari berbagai paguyuban pedagang kaki lima di kawasan Malioboro untuk menegaskan komitmen terhadap gerakan bersih-bersih Malioboro setiap Selasa Wage.

"Selasa Wage adalah hari yang penting karena pada hari itu, Malioboro memiliki kesempatan untuk 'bernafas', kesempatan untuk dibersihkan, bahkan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya sibuk berjualan pun akan memiliki waktu untuk bisa menjalankan aktivitas lain, kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di sela pengukuhan Satuan Tugas (Satgas) Selasa Wage di Yogyakarta, Selasa.

Haryadi pun mengaku bangga karena seluruh pedagang kaki lima dan elemen masyarakat lain yang ada di Kawasan Malioboro memiliki komitmen kuat untuk menjalankan gerakan Selasa Wage yang sudah dilakukan sejak September tahun lalu.

Dalam gerakan tersebut, lanjut Haryadi, tidak semata-mata diisi dengan kegiatan membersihkan kawasan Malioboro dari sampah tetapi juga diisi dengan perbaikan fasilitas yang mengalami kerusakan ringan.

Harapannya, kawasan Malioboro yang masih menjadi tujuan utama wisata di Kota Yogyakarta ini tetap dalam kondisi yang bersih, tertib dan aman. Wisatawan pun nyaman, katanya.

Dalam kegiatan pengukuhan Satgas Selasa Wage, perwakilan dari PKL kemudian memberikan rompi satgas kepada Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Keduanya pun langsung mengenakan rompi berwarna hijau yang diberikan.

Haryadi pun berjanji akan menjadi bagian dari Satgas Selasa Wage sehingga memiliki tanggung jawab yang sama untuk selalu menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban kawasan Malioboro.

Sementara itu, salah satu Koordinator Satgas Selasa Wage Suparno Sito mengatakan, keberadaan satgas akan semakin memudahkan pedagang dalam membersihkan kawasan Malioboro.

"Memang terkadang, kami kekurangan alat untuk membersihkan. Tetapi, bisa diatasi karena setiap pedagang kemudian membawa peralatan sendiri-sendiri," katanya.

Salah satu kesulitan masih ditemui adalah membersihkan saluran limbah khususnya untuk PKL makanan basah. "Jika tidak dibersihkan, maka bisa menimbulkan bau tidak sedap. Biasanya, ada petugas yang membersihkan tiap satu bulan sekali. Tetapi, tempat penampungan limbah ini terkadang sudah penuh sebelum satu bulan," katanya.

Sedangkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto mengimbau PKL makanan untuk tidak membuang limbah minyak goreng ke saluran limbah. "Minyak goreng bekas harusnya dipisahkan dan dibawa pulang ke rumah, tidak dibuang ke saluran limbah," katanya.

Minyak goreng bekas yang terbuang ke saluran limbah, lanjut dia, tidak mudah dibersihkan sehingga akan menyumbat saluran. "Harapannya, pedagang bisa ikut menjaga kebersihan di sekitar lokasi mereka berjualan," katanya.
(T.E013/B/R. Chaidir)
 
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024