Pemkab minta "jeroan" hewan kurban tidak dicuci di sungai

id hewan kurban

Pemkab minta "jeroan" hewan kurban tidak dicuci di sungai

Dinas Keluatan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, DIY, melakukan pemeriksaan hewan kurban di tempat penampungan hewan. Hal ini, untuk mengantisipasi jual-beli hewan kurban yang kurang sehat. (Foto Mamiek/Antara)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pantia pemotongan hewan kurban tidak mencuci "jeroran" hewan di sungai karena akan semakin menambah bakteri.
   
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajat Purbadi di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan saat musim kemarau ini banyak orang memanfaatkan sungai untuk berbagai keperluan, kalau panitia kurban mencuci jeroan di sungai berarti semakin menambah banyak bakteri.
   
"Kami mengimbau panitia kurban tidak mencuci jeroan ke sungai. Jeroan tidak akan bersih, justru akan semakin banyak bakteri," imbau Drajat.
   
Ia menilai selama ini teknik penyembelihan hewan kurban tidak benar, khususnya teknik perobohan sapi.
   
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada panitia korban terkait teknik perobohan hewan hingga penyembelihan yang sesuai standar baku," katanya.
  
Drajat meminta panitia kurban memperhatikan sanitasi dan kebersihan. Selama ini, alas daging belum memenuhi syarat, dan masih banyak petugas yang merokok saat pemrosesan daging.
   
"Kami memberikan sejumlah alas untuk menempatkan daging sapi yang akan dipotong-potong," katanya.
 
 Untuk pemantaun penyembelihan hewan kurban, kata Drajat, pihaknya akan menerjukan tim pemantau sebanyak 190 orang. Jumlah tempat pemotongan hewan kurban diperkirakan sebanyak 1.325 titik.
   
"Jumlah pemantau dengan jumlah lokasi pemotongan hewan berbanding 1 dibanding 7. Untuk mensiasati hal tersebut pemantau meninggalkan nomor telepon kepada panitia, sehingga kalau ada temuan langsung bisa dilaporkan," katanya.
  
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmasvet) Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Hari Suryanto mengatakan masyarakat di perdesaan masih perlu ditingkatkan pengetahuan dan pemahamannya mengenai penyembelihan dan pemeliharaan hewan kurban.
   
Menurut dia, sejumlah desa sudah mengadakan penyuluhan teknik penyembelihan dan penanganan hewan kurban.
   
Selain masyarakat mengetahui cara menyembelih hewan kurban yang baik dan benar, masyarakat juga perlu memahami cara penanganan daging yang sehat.
   
"Hewan kurban yang akan disembelih harus dalam kondisi sejahtera dan dihindarkan dari stres. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan pemotongan hewan kurban pada tahun-tahun sebelumnya, perlu ada perhatian khusus soal sanitasi di tempat penyembelihan hewan kurban," katanya.