Jakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise mengatakan perhatian kepada lanjut usia(Lansia) selain kepada perempuan, anak dan penyandang disabilitas merupakan salah satu indikator negara maju.
"Di luar negeri, Lansia diberdayakan dan diperhatikan. Di Indonesia, masih terkesan dinomorduakan," kata Yohana dalam Sosialisasi Model Perlindungan Lanjut Usia yang Responsif Gender di Jakarta, Kamis.
Dia mencontohkan apa yang dilihatnya di Australia. Menurut dia, setiap akhir pekan para Lansia memiliki kegiatan menghadiri klub-klub yang didirikan untuk mereka.
"Di akhir pekan, bus-bus penuh dengan Lansia dan mereka naik secara gratis. Ternyata mereka mau menuju klub-klub yang diadakan khusus untuk Lansia," ujar Yohana.
Di klub-klub tersebut, para Lansia memiliki banyak kegiatan yang bisa menghibur mereka. Tidak jarang, mereka membawa hadiah setiap kali pulang dari klub-klub tersebut.
Hal itu jauh berbeda dengan Indonesia. Yohana mengatakan para Lansia di Indonesia terkesan hanya untuk menjaga cucu karena anak-anaknya sibuk bekerja.
"Namun, masing-masing negara memang berbeda. Di luar negeri, anak 18 tahun sudah keluar rumah sehingga para Lansia hidup sendiri sehingga harus mandiri. Di Indonesia, masih banyak orang tua yang tinggal bersama keluarganya," katanya.
Hal lain yang membedakan Indonesia dengan negara lain adalah keberadaan sarana dan prasarana. Di negara maju, sarana dan prasarana sudah lebih banyak yang ramah terhadap para Lansia dan penyandang disabilitas.
Berita Lainnya
Sang Perempuan dari Timur pendobrak sejarah Indonesia
Sabtu, 19 Oktober 2019 11:00 Wib
Orang tua diminta awasi anak bermain gawai
Selasa, 23 Juli 2019 11:46 Wib
Anak harus diberi ruang partisipasi
Jumat, 6 Juli 2018 0:36 Wib
Menteri Yohana: sekolah harus ramah anak
Sabtu, 26 Mei 2018 0:29 Wib
Menteri Yohana Yembise menyayangkan guru menampar murid
Jumat, 20 April 2018 22:15 Wib
Anak korban kekerasan seksual rentan menjadi pelaku
Jumat, 16 Maret 2018 22:48 Wib