Warga Wates resah terkait revitalisasi Sungai Serang

id dprd kulon progo

Warga Wates resah terkait revitalisasi Sungai Serang

Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meninjau lokasi revitalisasi Sungai Serang. Ketua DPRD Kulon Progo didampingi dari BBWSSO, DPUPKP dan pihak kontraktor. (Foto Antara/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Kalangan petani yang berada di kawasan Sungai Serang, khususnya di Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai resah dengan adanya revitalisasi Sungai Serang dan anak sungai yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak yang menutup aliran sungai.
     
Kepala Desa Karangwuni Wasul Khasani di Kulon Progo, Rabu, mengatakan awalnya, keresahan petani dan masyarakat Karangwuni disebabkan teknis pengerjaan jaringan irigasi Wojowalur dan Karangwuni belum dijelaskan secara teknis oleh pihak rekanan, yakni PT Jaya Kontruksi.
     
"Berawal dari teknis pengerjaan di lapangan, orang awam melihatnya aliran sungai ditutup dapat menyebabkan banjir. Tapi setelah dijelaskan oleh pihak rekanan, bahwa penutupan aliran sungai bersifat sementara untuk akses membuat bangket dan jalan alat berat dapat menerima," kata Wasul.
     
Selain itu, kata Wasul, petani Karangwuni khawatir pada musim tanam pertama yang dimulai November tidak bisa tanam. Petani bingung untuk mendapatkan air, kemudian bila terjadi hujan dan banjir.
     
Seperti diketahui, jaringan irigasi Karangwuni dan Wojowalur ini merupakan jaringan utama yang bisa mengairi sawah, tapi juga untuk pembuangan air.
     
"Untuk itu, kami mengundang dari berbagai elemen, mulai dari DPUPKP, kontraktor, dan konsultan untuk menjelaskan kepada masyarakat. Kami meminta pihak kontraktor membuat sudetan untuk mengairi irigasi Karangwuni dan Wojowalur," katanya.
     
Wasul mengatakan dampak terburuk bila jaringan Karangwuni dan Wojoalur tidak selesai dan hujan lebat menyebabkan 60 hektare lahan pertanian terendam banjir.
     
"Banjir juga akan menggenangi permukiman warga," katanya.
     
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati mengatakan masyarakat khawatir kalau lahan pertanian dan pemukiman banjir. Masyarakat sanksi, proyek revitalisasi jaringan irigasi Wojowalur dan Karangwuni sepanjang 4 km dapat diselesaikan sebelum musim hujan.
     
"Ada terjadi salah pengertian antara warga dan kontraktor soal penutupan sungai, sehingga terjadi ketegangan. Tapi saat ini, sudah dapat diselesaikan dengan baik. Masyarakat dan petani sudah memahami alasan pihak kontraktor menutup Sungai Serang," katanya.
     
Wakil Manajer PT Jaya Konstruksi Rohmad mengatakan dalam pemaparan cara kerja PT Jaya Kontruksi di jaringan irigasi Wojowalur pengerjaan proyek sepamjang satu kilometer. Lebar bawah 10 meter dan lebar atas 10 meter.
     
Pada akhir September ini, ditargetkan selesai 500 meter. Sedangkan, penutupan sungai dalam rangka alur keluar masuk alat berat ke lokasi proyek. Hal ini supaya tidak merusak jalan lingkungan dan jalan kabupaten milik pemkab.
     
"Kami yakinkan bahwa proyek revitalisasi jaringan irigasi Wojowalur dan Karangwuni tidak akan menyebabkan banjir," katanya.