Wisatawan Malaysia dominasi kunjungan wisata ke Sleman

id Wisata sleman

Wisatawan Malaysia dominasi kunjungan wisata ke Sleman

Wisata Tebing Breksi Meningkatnya Wisatawan di Taman Tebing Breksi di perbukitan Desa Sambirejo, Sleman, Yogyakarta. (Foto ANTARA/IRFAN ADI SAPUTRA/ags/16)


Sleman (Antaranews Jogja) - Warga negara asal Malaysia mendominasi jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 
     
"Berdasarkan 'passenger arrival' (penumpang kedatangan) di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pada 2017 jumlah wisatawan dari Malaysia adalah sebanyak 65.237 wisatawan atau setara dengan 44,78 persen dari seluruh wisatawan mancanegara yang mendarat di Yogyakarta," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih, Minggu.
   
Menurut dia, sampai dengan Juni 2018, tercatat sebanyak 33.515 wisman asal Malaysia yang tiba di Yogyakarta.
   
"Bila dibandingkan dengan data yang sama pada 2017, terdapat peningkatan sebesar 15,12 persen dari 29.113 wisatawan," katanya.
     
Ia mengatakan, dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman.
     
"Selain dekat secara geografis, Malaysia juga dekat secara budaya. Tercatat tiga penerbangan langsung berjadwal dari dan ke Kuala Lumpur (Malaysia) setiap harinya, dengan harga tiket yang relatif terjangkau," katanya.
     
Sudarningsih mengatakan, upaya untuk mengenalkan dan mempromosikan potensi destinasi pariwisata ke Malaysia menjadi agenda penting untuk dilaksanakan. Pada 2018, dengan memanfaatkan dana hibah dari Pemerintah Kabupaten Sleman, Badan Promosi Pariwisata Sleman berkesempatan untuk mengikuti MATTA Fair yang diselenggarakan di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur pada 7 hinggs 9 September 2018.
     
"Dalam pameran pariwisata terbesar di Malaysia ini, terdapat setidaknya 1.500 "booth' peserta yang mewakili 'travel agent' dari Malaysia dan beberapa negara ASEAN, serta negara lain seperti Jepang, dan Korea," katanya.
     
Diperkirakan, kata dia, ada lebih dari 100 ribuan orang yang akan berkunjung ke gelaran ini dengan besaran transaksi yang dibukukan tidak kurang dari 210 miliar Ringgit Malaysia atau setara dengan kurang lebih Rp756 triliun jika mengacu pada hasil MATTA Fair pada Maret 2018 yang lalu.
   
 "Bagi Sleman, MATTA Fair mempunyai nilai strategis utamanya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten Sleman. Hal ini tidak lepas dari upaya untuk mendukung target kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia sebesar 20 juta kunjungan pada 2019," katanya.
       
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Eka Priastana Putra mengatakan pelaksanaan MATTA Fair ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Dinas Pariwisata Sleman untuk lebih mengenalkan Sleman ke calon wisatawan yang ada di Malaysia.
     
"Pepatah "tak kenal, maka tak sayang' diyakini menjadi penyebab meskipun banyak wisatawan asal Malaysia yang mendarat di Bandara Adisutjipto, namun hanya sedikit wisatawan yang menikmati suasana Sleman. Hal ini tidak lepas dari kurangnya informasi terkait objek dan daya tarik pariwisata yang ada di Kabupaten Sleman," katanya.
     
Menurut dia, Sleman tidak hanya menawarkan wisata alam dan budaya yang ada. Namun demikian, Sleman juga memiliki destinasi wisata belanja dan kuliner yang telah melegenda.
     
"Selain itu, Sleman juga menawarkan potensi wisata olah raga dan leisure yang banyak diminati wisatawan Malaysia," katanya.
     
Ia mengatakan, ajang pameran ini juga merupakan kesempatan bagi Sleman untuk mengenalkan berbagai produk UMKM dengan kualitas ekspor.
     
"Setelah pelaksanaan event ini, diharapkan kunjungan wisatawan Malaysia ke Kabupaten Sleman meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024