AP I beri pelatihan warga terdampak bandara

id Pelatihan kerja,Bandara Kulon Progo

AP I beri pelatihan warga terdampak bandara

Pelatihan di BLKPP Peserta menyelesaikan proses perakitan radio di Balai Pelatihan dan Pengambangan Produktifitas (BLKPP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (13/5). Pelatihan kerja seperti elektronik, menjahit, perhotelan, las maupun otomotif yang diberikan oleh BLKPP dengan daya tampung sekitar 1200 peserta per tahun itu guna menekan angka pengangguran di DIY serta untuk menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Foto ANTARA/Andreas Fitri Atmoko/15.

Kulon Progo  (Antaranews Jogja) - PT Angkasa Pura I memberikan 12 pelatihan keterampilan kepada warga terdampak pembangunan proyek Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
   
Koordinator Help Desk Bandar Udara Internasional Yogyakarta (NYIA) Rismantoro di Kulon Progo, Selasa, mengatakan PT Angkasa Pura memberikan pelatihan kerja dan keterampilan kepada warga terdampak pembebasan lahan proyek NYIA, di Desa Desa Glagah, 
Palihan, Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo.
     
Pelatihah yang diberikan mulai dari bahasa Inggris, las, agrobisnis, jamur merang, peternakan, hingga kebandar udaraan.
     
"Pelatihan ini sebagai bentuk kepedulian PT AP I kepada warga terdampak pembebasan lahan NYIA," kata Rismantoro disela-sela pembukaan Pelatihan Bahasa Inggris Gelombang III dan Pelatihan Proses Pendinginan (Refrigrator).
   
Ia berharap pelatihan ini bisa menjadi bekal bagi warga terdampak NYIA supaya lebih mandiri dan dapat cepat melakukan alif profesi dari petani ke berbagai peluang usaha dengan adanya bandara.
   
"Pelatihan kerja ini sasarannya disesuikan dengan usia dan ketertarikan warga. Hal ini sebagai bekal untuk alih profesi dan mandiri secara ekonomi," katanya.
     
Lebih lanjut, Rismantoro mengatakan PT Angkasa Pura I memberikan pelatihan kepada anak-anak sekolah dari tingkat SD sampai SMA. Kemudian, pelatihan kepada difabel dan lansia supaya memiliki bekal setelah adanya bandara.
     
"Kami berharap warga terdampak bandara memiliki bekal untuk alih profesi dan mandiri secara ekonomi," harapnya.
   
Seperti diketahui PT Angkasa Pura I (Persero) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam mengawal proses pembangunan Bandara Baru Internasional Yogyakarta (NYIA) memberikan pelatihan bahasa Inggris.
     
Saat ini, sudah memasuki pelatihan bahasa Inggris gelombang III diikuti oleh 
total 40 peserta yang berasal dari lima desa di Kecamatan Temon, yaitu Desa Glagah, 
Palihan, Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo, kegiatan pelatihan ini terbagi menjadi dua
batch dan berlangsung pada 27 September-31 Oktober 2018 bertempat di Kantor 
Balai Pemberdayaan Masyarakat Help Desk NYIA. 
     
Kemudian, pelatihan proses pendinginan (Refrigerator), diikuti oleh total 18 peserta yang berasal dari lim) desa di Kecamatan Temon, kegiatan pelatihan ini berlangsung pada 8 Oktober-10 November 2018 bertempat di Balai Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo.
     
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta selaku Juru Bicara
Pembangunan Bandara Baru Internasional Yogyakarta (NYIA), Agus Pandu Purnama 
menambahkan pembekalan dan pelatihan Bahasa Inggris gelombang II telah 
dilaksanakan, semoga dapat diterima dengan baik oleh seluruh peserta.
     
"Kami berharap para warga yang telah mendapatkan pembekalan dan pendalaman teknis dapat siap untuk mengembangkan usahanya sendiri, secara mandiri. Dengan begitu, warga Kulon Progo tidak akan hanya menjadi penonton pada saat Bandara Internasional Yogyakarta siap dioperasikan 2019 nanti. Bagi peserta pembekalan dan pelatihan lainnya, diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk membekali dan mempersiapkan diri menghadapi peluang mendatang," harapanya.
   
 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulon Progo Eko Wisnu Wardana mengatakan pelatihan ini sebagai bentuk tanggung jawab AP I kepada warga terdampak pembebasan lahan proyek NYIA, dan warga Kulon Progo secara keseluruhan.
     
Bekal yang perlu disiapkan dengan adanya NYIA, yakni keterampilan, sertifikat, lisensi, pengalaman kerja. Hal ini harus dimiliki warga Kulon Progo menghadapi proyek NYIA.
     
"Pelatihan ini diharapkan mampu menjadi bekal ke depan setelah bandara beroperasi," harapnya.