Dispar Gunung Kidul tingkatkan kunjungan di Taman Batu Mulo

id Mulo

Dispar Gunung Kidul tingkatkan kunjungan di Taman Batu Mulo

PENANGKARAN LEBAH HUTAN YOGYAKARTA - Seorang pekerja melakukan pengecekan tempat penangkaran lebah hutan di hutan Mulo, Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta. Lebah jenis malivera tersebut ditangkarkan dan kemudian diambil madunya yang kemudian dijual ke pengepul dengan harga Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per Kg tergantung jenis madu yang dihasilkan. FOTO ANTARA/Noveradika/12

 Gunung Kidul,  (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan di etalase Taman Batu di Mulo, Wonosari yang diharapkan menjadi wisata edukasi andalan Gunungsewu.
     
"Saat ini kunjungan paling banyak memang dari kalangan pelajar terakhir itu rombongan dari mahasiswa Unes (Universitas Negeri Semarang), untuk kalangan umum memang belum banyak. Kita terus mengupayakan agar kunjungan meningkat," kata Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Rabu.
   
 Dia mengatakan taman batu ini memiliki koleksi 20 jenis batuan, dengan jumlah mencapai ratusan batu yang berasal dari kawasan Gunungsewu Unesco Global Geopark mulai dari Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan.
   
  "Koleksi akan terus ditambah, selain itu kami terus melakukan upaya melengkapi etalase dengan papan keterangan di masing-masing batu. Untuk tahap pertama ini kami lakukan di batuan yang ada diluar, karena keterbatasan anggaran dilanjutkan secara bertahap," katanya.
     
Hary mengatakan, taman batu ini cocok untuk wisata minat khusus terutama wisata edukasi. Karena didalamnya terdapat sejarah terbentuknya gunung sewu yang dilihat dari fosil yang tersimpan didalamnya.
   
 "Dari berbagai batuan, fosil biota laut, dan fosil kayu saat ini sudah relatif lengkap," katanya.
       
Diharapkan dengan pembangunan taman batu ini nantinya kawasan Ngingrong bisa menjadi destinasi wisata edukasi dan alam. Apalagi lokasi merupakan jalan utama menuju pantai, yang bisa digunakan untuk berwisata sebelum ke tujuan utama. 
     
Salah seorang penjaga  Etalase Taman Batu, Sofyan mengatakan kunjungan paling banyak pada akhir pekan. Pengunjung tidak dikenakan tarif masuk.
     
"Ya sepi gini kalau hari biasa, biasanya ramai kalau akhir pekan, hari Sabtu atau Minggu itu. Biasanya yang datang rombongan, terakhir yang datang itu rombongan dari Raja Ampat dan Semarang," katanya.
     
Selain itu, sepinya pengunjung di hari biasa dikarenakan yaman tersebut masih dalam proses pengembangan pada bagian outdoor (luar), yakni pemasangan plang yang nantinya berisi penjelasan untuk masing-masing batu yang didisplay.
     
"Kami masih menata batu-batu dan keterangannya supaya wisatawan dapat membaca sendiri," katanya.