Masyarakat Yogyakarta jangan takut makan ikan teri

id Teri

Masyarakat Yogyakarta jangan takut makan ikan teri

Pekerja menjemur ikan teri di sentra penjemuran ikan teri Pelabuhan Perikanan Pantai Morodemak, Bonang, Demak, Jawa Tengah, Kamis (5/7). . (ANTARA FOTO/Aji Styawan) (.)

Yogyakarta  (Antaranews Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat tidak takut untuk mengonsumsi ikan teri kendati sebelumnya ikan teri mengandung formalin  masih ditemukan di sejumlah pasar di daerah ini.
       
"Masyarakat jangan kemudian takut makan ikan teri karena sesuai pemantauan kami tidak selalu ada (teri mengandung formalin). Ini selalu kita pantau," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bayu Mukti Sasongka di Yogyakarta, Kamis.
         
 Bayu mengakui telah diajak berkoordinasi oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY untuk mengawasi penjualan teri. Ia tidak menampik ada sejumlah pedagang yang menjual teri mengandung formalin di pasaran.
           
"Setelah kita monitor ke pasar-pasar memang kadang-kadang ada beberapa yang mengandung formalin tetapi sepertinya (penjualan teri berformalin) sudah turun. Itu hanya pedagang tertentu saja dan sudah kami tegur," kata Bayu.
           
 Menurut Bayu, DKP telah memberikan pembinaan terhadap sejumlah pedagang yang diketahui menjual ikan mengandung formalin. Para pedagang itu hanya mengambil dari pemasok dan tidak mengetahui ada atau tidaknya kandungan formalin. "Rentetan penjualannya kita telusuri dan sudah kita antisipasi, yang jelas tidak ada pemasok dari DIY," kata dia.
         
 Sebelumnya, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY Diah Tjahjonowati mengatakan ikan teri berformalin masih ditemukan tim dari BBPOM DIY di sejumlah pasar tradisional di lima kabupaten/kota saat inspeksi mendadak.
      
"Ikan teri mengandung formalin ini kadang-kadang sepekan tidak ada, kemudian muncul lagi tergantung pemasoknya," kata dia.
             
Untuk melakukan penelusuran mengenai mata rantai pasok ikan teri berformalin, BBPOM DIY akan berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY. "Saat ini kami masih memantau dulu siapa pemasoknya. Kalau sudah tertangkap harapannya ini (pasokan ikan teri berformalin) bisa dihentikan," kata dia.
         
Menurut Diah, mengonsumsi makanan berformalin akan terlihat dampaknya dalam jangka panjang. Apabila dikonsumsi secara terus menerus akan bisa mengakibatkan gangguan pernafasan hingga kanker, tergantung kadar paparannya.
       
"Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsi ikan teri diharapkan masyarakat bisa mencuci terlebih dahulu karena rasa ikan teri berformalin dengan tidak berformalin hampir tidak ada perbedaannya," kata dia.