Ribuan hektare sawah Kulon Progo terlambat tanam

id Tanam padi

Ribuan hektare sawah Kulon Progo terlambat tanam

Petani mempersiapkan tanam padi (Foto antarafoto.com)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Ribuan hektare sawah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami keterlambatan masa tamam akibat pembangunan jembatan saluran irigasi Talang Bowong.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Kamis, mengatakan, sawah golongan satu seluas 3.007 hektare di sistem saluran induk irigasi Kalibawang hanya sekitar 50 persen yang telah menanam padi.

"Persediaan air pertanian tidak mencukupi untuk bercocok tanam padi. Hal ini disebabkan pembangunan jembatan saluran irigasi Talang Bowong," kata Bambang.

Selain itu, kata Bambang, petani di lahan sawah golongan dua seluas 5.438 hektare juga mengalami keterlambatan masa tanam, seharusnya menanam padi terhitung, mulai 1 November 2018.

"Di tengah sebagian petani penggarap sawah golongan satu tidak bisa menanam padi, belum bisa dipastikan sawah golongan dua bisa ditanami padi atau tidak," katanya.

Menurut dia, lahan pertanian Kulon Progo sangat tergantung pada ketersediaan air dari jaringan irigasi. Kalau jaringan irigasi rusak, otomatis mengalami masalah pola tanam dan hasil produksi.

"Kami berkoordinasi dengan DPUPKP dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) supaya jembatan Tawong Bowong bisa digunakan untuk mengalirkan air secara maksimal. BBWSSO memperbaiki jembatan Tawong Bowong secara tahun jamak mulai 2018 sampai selesai," katanya.

Bambang mengatakan saat ini, debit air yang lewat jembatan Tawong Bowong hanya 5 meter kubir per detik. Hal ini mengakibatkan air tidak bisa mengalir ke daerah hilir, sehingga berdampak pada keterlambatan musim tanam.

"Kami sudah berusaha bagaimana jaringan irigasi Talang Bowong bisa dilewati air, dan petani dapat menanam padi tepat waktu," kata Bambang.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun menjelaskan tata tanam pertanian 2018/2019 banyak menghadapi kendala akibat keterbatasan persediaan pengairan untuk pertanian.

Petani penggarap sawah golongan dua, pada awal November 2018 belum bisa mengolah sawah untuk menanam padi pada musim tanam pertama. Dari hasil rapat 15 harian, Gabungan Paguyuban Petani Pemakai Air (GP3A), pengairan di sistem Kalibawang dimatikan dua hari pada Kamis (1/11) dan Jumat (2/11).

Pengairan dimatikan dua hari untuk pengalihan aliran air dari jembatan saluran Talang Bowong yang lama ke jembatan saluran Talang Bowong baru. Kapasitas volume debit pengairan mampu maksimal tetapi di musim kemarau terjadi penurunan volume debit air di Sungai Progo.

Menurut dia, pengairan bisa mencukupi dan ada hujan sehingga petani yang seharusnya menanam padi bisa cepat menanam padi. "Dalam kondisi seperti ini, Kulon Progo kesulitan untuk menambah luasan tanam padi," kata Tri Hidayatun.


 (KR-STR) 22-11-2018 17:53:11


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024