Seorang penambang pasir ilegal tewas tertimbun longsor

id Tambang pasir ilegal

Seorang penambang pasir ilegal tewas tertimbun longsor

Lokasi tambang pasir ilegal di Dusun Kaliwuluh, Umbulharjo, Cangkringan yang longsor dan menewaskan seorang penambang. (Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman (Antaranews Jogja) - Seorang penambang pasir ilegal di lereng Gunung Merapi, Dusun Kaliwuluh, Balong, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, tewas setelah tebing setinggi enam meter longsor dan menimbun sejumlah penambang, Rabu siang.
     
"Satu penambang dinyatakan tewas ditempat akibat terkubur material longsor yaitu Mistam (43) warga Sontonayan, Kertek, Wonosobo. Sedangkan satu penambang mengalami luka pada bagian wajah yaitu Paeran Isnan (37) warga Gemawang Pagerejo, Kertek, Wonosobo," kata saksi mata Paijo warga Kaliwuluh Umbulharjo Cangkringan.
     
Menurut dia, tiga korban selamat yaitu Teman dan Paijo keduanya merupakan penambang asal Wonosobo dan sopir truk bernopol AB 8962 YT, Bondan, warga Karangbendo, Banguntapan Bantul. 
     
"Saat kejadian korban bersama rekannya tengah mengisi pasir di truk milik Bondan. Kejadiannya sekitar pukul 10.15 WIB, terdengar suara gemuruh dan tak lama berselang ada teriakan minta tolong," katanya.
     
Ia mengatakan, saat kejadian posisi Mistam berada terhalang truk, sehingga ketika kejadian tidak bisa menyelamatkan diri dan langsung terkubur material.
     
"Kalau yang tewas karena terkubur semua, ada satu terkubur sampai pinggang, yang tiga bisa lari menyelamatkan diri," katanya.
     
Paijo mengatakan, memerlukan waktu sekitar dua jam untuk melakukan evakuasi dan menemukan jenazah korban.
     
"Saat dilakukan penggalian korban terkubur material setebal 1,5 meter," katanya.
     
Camat Cangkringan Mustadi mengakui jika tambang manual terutama di pekarangan warga belum ada regulasi yang mengatur secara pasti, hanya merupakan kesepakatan pemilik lahan dan penambang saja.
     
"Ya sebenarnya tambang manual seperti ini kan tidak ada izinnya resminya," katanya.
     
Mustadi mengatakan telah melaporkan maraknya tambang manual yang letaknya di pekarangan ke Pemkab Sleman. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemkab.
     
"Padahal laporan dari warga terkait penambangan manual cukup banyak," katanya.
     
Ia mengatakan, Di wilayah Cangkringan lokasi penambangan manual yang berada di pekarangan warga bukan hanya di Umbulharjo saja.
   
 "Di beberapa desa masih ada satu dua, lokasi terbanyak ada di Umbulharjo," katanya.
     
Kapolsek Cangkringan AKP Sutarman mengatakan, setelah kejadian tersebut lokasi tambang tersebut ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
     
"Hingga pemeriksaan selesai, lokasi penambangan akan ditutup dulu," katanya.
     
Sutarman mengatakan, selama ini pihaknya juga telah melakukan imbauan kepada para penambang agar intensitas penambangan di pekarangan dikurangi karena akan berpengaruh pada sektor lain.
     
"Pengaruhnya di lingkungan, jangan sampai mata air yang ada hilang," katanya.
     
Pada kejadian itu, pihaknya mengamankan barang bukti satu unit truk, delapan sekop, satu dandang (belencong), satu buah cangkul, satu linggis, dan satu buah garu.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024