Sleman (ANTARA) - Pemerintah Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan wisata religi Makam Syeh Jumadil Kubra di lereng barat Gunung Merapi di Dusun Turgo.
"Kami akan membangun sarana fisik, dan perbaikan akses menuju ke makam. Program ini sebagai upaya untuk mengembangkan wisata religi yang selama ini telah dikenal masyarakat," kata Kepala Desa Purwobinangun Heri Suasana di Sleman, Senin.
Menurut dia, Makam Syeh Jumadil Kubro yang terletak di Bukit Turgo telah lama dikenal dan dikunjungi masyarakat, bukan hanya dari wilayah Sleman, tetapi juga banyak yang dari luar daerah.
"Namun akses jalan menuju lokasi masih alami melalui jalan setapak. Sehingga menyulitkan pengunjung yang akan berziarah ke makam tersebut," katanya.
Ia mengatakan, Makam Syeh Jumadil Kubra sebenarnya sudah lama dikenal masyarakat. Tetapi akses jalan yang sulit membuat pengunjung mereka enggan untuk ke lokasi.
"Apalagi jalannya mendaki karena lokasi makam berada di Bukit Turgo," katanya.
Heri mengatakan, untuk mengawali rencana tersebut pihaknya menyelenggarakan acara kenduri pengembangan wisata religi Syeh Jumadil Kubra di Dusun Turgo, Senin.
Hadir pada kesempatan tersebut jajaran Muspika Kecamatan Pakem, perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, perwakilan Dinas Pariwisata DIY, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah DIY (BPKAD) Bambang Wisnu Handoyo dan Ustad Gus Muwafiq.
Ia mengatakan, untuk mengembangkan wisata religi tersebut pihaknya akan membangun prasarana jalan menuju makam agar mudah dijangkau masyarakat luas.
"Pembangunan tersebut dilaksanakan kerja sama dengan Dinas Pariwisata DIY," katanya.
Ia berharap, melalui wisata religi ini dapat mendongkrak dan mendorong objek wisata alam yang telah berjalan dan berkembang di Desa Purwobinangun.
"Wisata alam tersebut di antaranya Desa Wisata Banyu Sumilir di Dusun Karanggeneng, Downhill dan Bamboo Land di Ngepring dan objek wisata lain," katanya.
Gus Muwafiq mengatakan, Syeh Jumadil Kubro adalah kakek dari para wali penyebar agama Islam di wilayah Jawa.
"Seluruh Wali Songo yang terkenal tersebut merupakan cucu dari Syeh Jumadil Kubra," katanya.
Sayangnya, makam tersebut kurang terawat dan masyarakat jarang yang datang untuk berziarah.
Bambang Wisnu Handoyo menyampaikan, untuk mempermudah akses menuju makam pihaknya telah menggandeng Dinas Pariwisata DIY agar membangun
infrastruktur jalan.
"Direncanakan pembangunan tersebut akan direalisasikan pada 2020," katanya.
Bambang Wisnu berharap, apabila pembangunan mulai dilaksanakan kerja sama yang baik antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan masyarakat agar saling bahu membahu.
"Sehingga pembangunan akses jalan cepat selesai dan dapat dinikmati pengunjung yang ingin berziarah," katanya.
Berita Lainnya
Momen Ramadhan, Band Wali ingin "Pulang (Robbighfirlii)"
Minggu, 17 Maret 2024 6:53 Wib
Perputaran uang wisata halal naik 25 persen, ini papar Menparekraf
Minggu, 17 Maret 2024 5:29 Wib
Himpun Rp808 juta, konser amal Opick "Munajat Cinta" di Jepang
Senin, 8 Januari 2024 6:07 Wib
Wisata religi miniatur ibadah haji gaet wisatawan
Jumat, 11 Agustus 2023 6:39 Wib
Situs Kramat Batok wisata religi untuk gaet turis
Senin, 31 Juli 2023 0:38 Wib
Candi Borobudur jadi pusat wisata religi dunia
Minggu, 30 Juli 2023 4:19 Wib
Perhumas diminta dukung pengembangan wisata religi
Minggu, 14 Mei 2023 6:47 Wib
Makam Aulia Sono jadi daya tarik wisata
Jumat, 5 Mei 2023 6:57 Wib