Sebagian lahan pertanian selatan Bantul tak terpengaruh kekeringan

id Bendung Kamijoro

Sebagian lahan pertanian selatan Bantul tak terpengaruh kekeringan

Bendung Kamijoro di Pajangan, Bantul disebut pemerintah daerah mampu mengairi lahan pertanian meski musim kemarau. (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa sebagian lahan pertanian di wilayah selatan Bantul tidak terpengaruh kekeringan yang diakibatkan musim kemarau panjang pada 2019.

"Di daerah selatan sudah mulai tanam, bahkan kemarin ada gerakan tanam di Gadingsari Sanden karena Bendung Kamijoro sudah mengalir sehingga di daerah selatan tidak begitu terpengaruh oleh kekeringan," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Bambang Pin Erwanto di Bantul, Kamis.

Menurut dia, bahkan lahan petani di wilayah selatan Bantul yang luasnya lebih dari seribu hektare masih bisa teraliri air dari Bendung Kamijoro di Sendangsari, Pajangan, yang belum lama selesai dibangun kembali oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dia menyebutkan, lahan petani tersebut tersebar di tiga kecamatan yang berada di wilayah selatan, yaitu Srandakan, Sanden, dan sebagian Kretek. Dengan tidak terpengaruh kemarau, harapannya petani dapat mengoptimalkan lahan untuk budi daya pertanian.

"Kemarin di Sanden itu sekitar 200 sampai 300 hektare, Kretek juga hampir sama, kalau totalnya sekitar hampir 1.500 hektare di Sanden, Kretek dan Srandakan, malah di Srandakan kemarin agak kebanjiran," katanya.

Dia mengatakan,  untuk wilayah lain di Bantul seperti Imogiri dan Dlingo yang sebagian daerahnya berada di dataran tinggi,  kekeringan sangat terdampak pada lahan pertanian, meski begitu para petani sudah mengantisipasi dengan tidak menanam padi maupun tanaman pangan lain.

"Kalau untuk wilayah Imogiri dan Dlingo itu kami belum bisa berbuat apa apa ketika tidak sumber air, kalaupun ada air bisa dimanfaatkan untuk minimal tidak ada kematian pada tanaman, namun kalau untuk padi sudah satu dua bulan lalu tidak ada tanaman padi," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya justru berharap petani yang memang lahannya mengandalkan air irigasi dari hujan untuk mulai mempersiapkan tanam pada musim hujan yang diperkirakan terjadi dalam sebulan ke depan.

"Kami justru bersiap untuk musim hujan yang menurut perkiraan dari BMKG  sekitar November, antisipasinya untuk petani sementara ini yang memungkinkan untuk bisa mengolah lahan bisa mempersiapkan," katanya.