Dinkes Yogyakarta mengingatkan cuaca panas bisa sebabkan "heat stroke"

id Suhu panas,penyakit,heat stroke

Dinkes Yogyakarta mengingatkan cuaca panas bisa sebabkan "heat stroke"

Warga menghalau sinar matahari dengan pakaiannya saat melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA/Muhammad Adimaja

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengingatkan, kondisi cuaca yang cukup panas dalam beberapa hari terakhir berpotensi menyebabkan “heat stroke” sehingga warga yang beraktivitas di luar ruangan perlu melakukan antisipasi.

“Perlu mengonsumsi air minum lebih banyak supaya tubuh tetap terhidrasi. Orang yang mengalami ‘heat stroke’ bisa sampai kehilangan kesadaran,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Vita Yulia di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Vita, jika aktivitas di luar ruangan saat cuaca panas masih bisa dikurangi, maka lebih baik menyelesaikan pekerjaan di dalam ruangan yang terlindung dari paparan suhu udara yang panas.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat diimbau untuk menghindari perubahan suhu udara yang terlalu ekstrim, misalnya sering keluar masuk dari ruangan dengan suhu yang cukup dingin ke luar ruangan yang ber suhu panas.

“Jangan sering-sering keluar masuk ruangan dari suhu udara dingin ke luar ruangan dengan suhu udara yang sangat panas. Perubahan suhu yang cukup drastis tersebut juga tidak baik untuk tubuh,” katanya.

Selain “heat stroke” suhu udara yang panas juga berpotensi menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) karena mukosa di dalam mulut pun akan ikut mengering jika masyarakat tidak mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup.

“Kondisi udara yang kering juga kerap membawa debu-debu sehingga berpotensi menyebabkan diare. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga sangat diperlukan,” katanya selain mengonsumsi banyak buah dan sayur untuk menjaga kebugaran tubuh.

Vita memastikan, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta mulai dari puskesmas dan rumah sakit memiliki persediaan obat-obatan yang cukup untuk mengantisipasi berbagai penyakit di musim kemarau atau saat cuaca panas.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu udara panas masih akan berlangsung selama beberapa hari mendatang. Suhu panas tersebut disebabkan posisi matahari yang berada di atas Pulau Jawa meskipun sudah mulai bergeser ke selatan.

Berdasarkan perkiraan, suhu udara di Yogyakarta hingga akhir pekan ini berkisar antara 23 derajat celcius sebagai suhu minimal dan 33 derajat celcius sebagai suhu maksimal.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024