Yogyakarta mengupayakan penyempurnaan ruang publik dukung pariwisata

id Public space,pedestrian,pariwisata

Yogyakarta mengupayakan penyempurnaan ruang publik dukung pariwisata

Suasana pedestrian di kawasan utama wisata Malioboro, di Yogyakarta. ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyebut, salah satu aspek yang akan mampu mendukung pengembangan pariwisata kota tersebut adalah penyediaan dan penyempuranaan sejumlah ruang publik yang sudah ada, khususnya pedestrian.

“Di Malioboro, penataan pedestrian sudah dilakukan begitu pula di Jalan Suroto. Keduanya menjadi ruang yang menarik dan akan terus disempurnakan. Sedangkan di Jalan Sudirman, tengah dilakukan penataan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Minggu.

Pada 2020, Maryustion mengatakan, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta memperoleh dana alokasi khusus yang akan digunakan untuk menyempurnakan pedestrian di Jalan Jenderal Sudirman yaitu melengkapinya dengan papan petunjuk arah dan penanda kawasan.

Menurut dia, keberadaan pedestrian atau ruang publik tersebut dapat dikategorikan sebagai pembaruan dan inovasi pariwisata yang bisa dilakukan di Kota Yogyakarta yang memiliki luas wilayah terbatas yaitu sekitar 32,5 kilometer persegi.

“Tentunya, pembaruan tidak hanya berhenti di situ tetapi harus ada inovasi lain lagi, seperti pengembangan kampung wisata dan integrasi paket wisata ke kampung-kampung wisata sehingga kampung wisata semakin maju,” katanya.

Ia menyebut, perkembangan kampung wisata di Kota Yogyakarta masih mengalami sejumlah kendala khususnya pada aspek manajemen dan lembaga pengelolanya. “Ini yang harus bisa diatasi terlebih dulu. Beda dengan desa-desa wisata di kabupaten lain yang mampu berkembang karena masyarakatnya memang fokus sepenuhnya di manajemen kampung wisata,” katanya.

Maryustion mengatakan, pengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta juga harus diintegrasikan dengan pengembangan pariwisata di kawasan Yogyakarta-Solo-Semarang setelah pemerintah pusat menetapkan Borobudur sebagai destinasi super prioritas.

“Penetapan Borobudur sebagai destinasi super prioritas ini harus dimaknai sebagai sebuah kawasan yaitu Yogyakarta-Solo-Semarang. Artinya, Yogyakarta juga tidak boleh tertinggal dalam pengembangan pariwisatanya meskipun saya yakin jika Yogyakarta tidak akan pernah ditinggalkan sebagai tujuan wisata oleh wisatawan,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro mengatakan, fokus pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata perlu dilakukan di Yogyakarta bagian selatan.

“Saat ini sedang dilakukan pembangunan Taman Pintar 2 di Yogyakarta bagian selatan dan penyempurnaan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty). Harapannya, keberadaan tempat wisata tersebut bisa mendukung berkembangnya Yogyakarta bagian selatan,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, keberadaan pasar seni dan kerajinan XT-Square juga harus dikembangkan dengan memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan dari organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Tahun depan, akan ada sembilan sampai 12 kegiatan yang digelar di XT-Square. Harapannya, lokasi tersebut semakin dikenal dan bisa mendorong tumbuhnya perekonomian di sisi selatan Yogyakarta,” katanya.

Ia pun berharap, keberadaan 17 kampung wisata yang ada saat ini jangan hanya berupa papan nama saja tetapi harus didorong agar mampu menjadi salah satu kekuatan destinasi wisata di Kota Yogyakarta.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024