Transmigran yang terdiri dari 10 Kepala Keluarga (KK) tersebut dilepas secara simbolis oleh Kepala Disnaker Kabupaten Sleman, Sutiasih di Gedung Transito Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY.
"Ada sebanyak 37 jiwa dari 10 kepala keluarga (KK) yang mengikuti program transmigrasi kali ini," kata Sutiasih.
Menurut dia, sebelumnya Disnaker Sleman terlebih dahulu memberangkatkan tiga KK yang terdiri dari enam jiwa ke Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat pada 30 November lalu.
"Jadi totalnya ada 13 KK yang kami berangkatkan tahun ini," katanya.
Ia mengatakan, seluruh peserta transmigrasi akan mendapat Jaminan Hidup (Jadup) selama 18 bulan pertama. Masing-masing KK akan mendapat dana dari Pemkab Sleman dan Pemkab Bulungan sebesar Rp75 juta.
Selain itu para transmigran juga akan diberi lahan seluas dua hektare secara bertahap selama lima tahun.
"Peminatnya cukup banyak. Tapi kami seleksi yang benar-benar siap, yang semangat, yang berani berjuang untuk masa depannya," katanya.
Salah satu calon Transmigran Tatag Winasis mengaku dirinya beserta keluarga mengikuti program transmigrasi ini untuk memperbaiki derajat hidupnya.
Dia merantau ke pulau Kalimantan dengan mengajak seorang istri bersama satu orang anak.
Dia berharap di tempat yang baru nanti dapat mengembangkan potensi dan ketrampilan yang ia miliki.
"Saya di sini (Sleman) sehari-hari mengajar les anak-anak SD. Nanti disana ketrampilan saya juga bisa dikembangkan juga. Kan ada SD juga disana," katanya.
Pelepasan transmigran dari Kabupaten Sleman tersebut juga diikuti oleh kabupaten dan kota lainnya di DIY.
Kabupaten Bantul turut memberangkatkan 10 KK, Kabupaten Gunung Kidul tiga KK dan Kota Yogyakarta 10 KK.*
