DLH Yogyakarta siagakan 40 "ulu-ulu" atasi sampah sungai

id sungai, sampah,ulu-ulu,petugas

DLH Yogyakarta siagakan 40 "ulu-ulu" atasi sampah sungai

Ilustrasi kondisi salah satu bantaran sungai di Kota Yogyakarta, yaitu Sungai Gajah Wong (Eka AR)

“ulu-ulu” akan bertugas membersihkan sungai secara bergantian setiap hari.

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta akan menyiagakan sebanyak 40 “ulu-ulu” atau petugas kebersihan khusus sungai untuk mengatasi dan membersihkan sampah sekaligus sebagai antisipasi potensi luapan air sungai saat hujan.

“Petugas kebersihan atau ‘ulu-ulu’ tetap akan disiagakan. Ada 40 petugas yang bertanggung jawab membersihkan seluruh sungai di Kota Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, “ulu-ulu” akan bertugas membersihkan sungai secara bergantian setiap hari. Sungai yang dibersihkan tidak hanya sungai besar yang membelah Kota Yogyakarta yaitu Code, Winongo dan Gajah Wong saja, tetapi juga sungai kecil termasuk Sungai Manunggal.

“Jika hari ini mereka membersihkan Sungai Code, maka hari berikutnya ke Sungai Winongo, begitu seterusnya,” katanya.

Baca juga: Volume sampah masuk TPST Piyungan naik 2.083 ton

Selain sudah memiliki jadwal rutin harian untuk membersihkan sungai, “ulu-ulu” juga akan diterjunkan jika ada keluhan dari warga terkait sampah di sungai. Keluhan dapat disampaikan melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS).

Sepanjang 2019, Suyana mengatakan, keluhan mengenai sampah di sungai banyak dilayangkan oleh warga di sekitar Sungai Manunggal, khususnya yang berada di Kelurahan Baciro.

“Selain membantu membersihkan sampah di sungai, kami juga memberikan edukasi ke masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai karena bisa menjadi faktor penyebab luapan air sungai saat musim hujan dan menimbulkan bau saat musim kemarau,” katanya.

Sebagian besar sampah yang dibersihkan dari sungai, lanjut Suyana adalah sampah plastik meskipun terkadang ada saja temuan sampah seperti kasur yang hanyut ke sungai. “Untuk sampah plastik, akan dikumpulkan dan kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah. Tetapi, untuk sampah berukuran besar seperti kasur atau batang pohon yang hanyut hanya dibawa ke tepi sungai karena ulu-ulu tidak dilengkapi dengan kendaraan pengangkut berukuran besar,” katanya.

Sementara itu, sepanjang 2019, DLH Kota Yogyakarta menerima total 220 keluhan yang disampaikan masyarakat melalui aplikasi JSS. Selain sampah, keluhan yang kerap masuk adalah keberadaan pohon perindang yang dinilai membahayakan keselamatan warga.

Baca juga: Defisit APBD Yogyakarta 2020 berkurang

“Warga meminta bantuan untuk memangkas pohon karena dahannya menutupi kabel listrik atau dahan pohon menutup lampu lalu lintas,” katanya.

Meskipun demikian, Suyana menyebut, ada beberapa keluhan yang sebenarnya bisa ditangani warga secara mandiri, seperti keluhan mengenai kotoran hewan peliharaan di halaman rumah warga.

“Keluhan seperti itu sempat masuk dua kali. Karena sudah masuk dalam sistem, maka harus kami tindak lanjuti. Untuk berikutnya, kami meminta bantuan wilayah agar memberikan pembinaan ke warga,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengingatkan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai karena berpotensi menjadi faktor penyebab luapan air sungai ke permukiman saat hujan lebat.

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024