Intelijen Korsel sebut tidak ada tanda Kim Jong Un operasi jantung

id BadanIntelijen NasionalSeoul(NIS),Kim Jong Un,tidak menjalani operasi jantung

Intelijen Korsel sebut tidak ada tanda Kim Jong Un operasi jantung

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri suatu acara di utara Pyongyang, dalam foto yang dirilis North Korea's Korean Central News Agency (KCNA) pada Sabtu (2/5/2020). Jong Un kembali beraktivitas setelah sebelumnya dikabarkan sakit. ANTARA FOTO/Reuters/KCNA-North Korea's Korean Central News Agency/foc.

Seoul (ANTARA) - Tidak ada tanda-tanda bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjalani operasi jantung ketika menghilang dari media pemerintah selama tiga pekan, tetapi Kim hanya mengurangi aktivitasnya mengingat kekhawatiran virus corona, seperti dilaporkan Kantor Berita Yonhap pada Rabu.

Kim menghadiri peresmian pabrik pupuk, seperti dilansir media resmi Korea Utara pada Sabtu, laporan pertama kemunculan Kim di hadapan publik sejak 11 April. Ketidakhadirannya mengundang spekulasi soal kesehatan dan keberadaan Kim, dengan saluran berita Korea Selatan melaporkan bahwa Kim menjalani operasi jantung.

Badan Intelijen Nasional Seoul (NIS) mengatakan pada pertemuan anggota komite intelijen parlemen bahwa laporan itu "tak berdasar," demikian Yohnap.

"Dia menjalankan tugasnya seperti biasa ketika hilang dari pandangan publik," kata anggota komite Kim Byung-kee.

Namun anggota tersebut mengatakan Kim Jong Un hanya tampil 17 kali sejauh tahun ini, dibanding dengan rata-rata 50 kali dari tahun sebelumnya, yang NIS nilai disebabkan oleh wabah virus corona di Korea Utara.

Korut mengaku tidak memiliki kasus COVID-19 terkonfirmasi. Menteri Unifikasi Korsel Kim Yeon-chul, yang mengawasi urusan Korut, mengatakan ketidakhadiran Kim di hadapan publik tidak terlalu luar biasa sebab negara itu mengambil langkah ketat untuk mencegah wabah virus corona.

"Tak dapat ditepis bahwa terdapat wabah di Korea Utara," kata anggota dewan Kim Byung-kee, menurut Yonhap. "Kim Jong Un fokus pada konsolidasi urusan dalam negeri seperti pasukan militer dan pertemuan partai, dan kekhawatiran virus corona semakin membatasi gerak geriknya di hadapan publik."

Sumber: Reuters