Gunung Kidul lakukan pengendalian organisme penggangu tanaman

id organisme penggangu tanaman,Gunung Kidul,Bupati Gunung Kidul

Gunung Kidul lakukan pengendalian organisme penggangu tanaman

Bupati Gunung Kidul Sunaryanto bersama kelompok tani melakukan organisme penggangu tanaman di Kecamatan Ponjong. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan gerakan pengendalian organisme penggangu tanaman di Kelompok Tani Sidoguyub Sumbergiri, Kecamatan Ponjong guna meningkatkan hasil produksi padi dan menyiapkan ketahanan pangan.

Bupati Gunung Kidul Sunaryanta di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan sektor pertanian memiliki peran penting dalam ketahanan pangan, namun masih banyak kendala yang harus dihadapi namun Insya Allah ada pasti ada solusi dari pemerintah daerah.

"Sektor pertanian secara nasional menjadi penyumbang terbesar senilai Rp1.000 triliun. Di Kabupaten Gunung Kidul, sektor pertanian menjadi sektor utama penggerak ekonomi masyarakat," kata Sunaryanta.

Ia mengatakan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) harus dilaksanakan secara serentak, supaya hama dapat dikendalikan dengan baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang baik, antara petani, kelompok tani, pemkab dan Pemda DIY.

Gunung Kidul yang menjadi salah satu kabupaten lumbung pangan di DIY, harus tetap dijaga kelangsungannya. Pada masa pandemi COVID-19 ini, ketahanan pangan harus tetap terjaga, jangan sampai terjadi kekurangan pangan yang berdampak pada kekurangan pangan.

"Kami mengapresiasi sinergi provinsi dan pemerintah daerah serta apresiasi kelompok tani atas upaya yang dilakukan dalam pengendalian OPT ini. Semoga dapat meningkatkan hasil pertanian," katanya.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Sidoguyub Sukirno mengatakan gerakan pengendalian hama ini di targetkan untuk luas garapan 27 hektare, tiga hektare diantaranya berada di sekeliling rumah warga dan selebihnya 24 hektare di lokasi pertanian.

"Sejauh ini OPT dapat berjalan dengan baik karena kami melakukan gerakan pengendalian OPT secara serentak," katanya.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan DIY Sugeng Purwanta mengatakan upaya gerakan pengendalian ini harus terus dilakukan untuk memaksimalkan hasil tani.

"Pengendalian ini bukan pembasmian karena penggunaan bahan yang bersifat organik. Kami berharap petani tetap semangat apapun fasilitas yang diberikan pemerintah menjadi pemicu semangat sehingga tidak tergantung "krido lumahing Asto"," harapnya.