Bantul menggandeng BMKG bina kelompok tani pahami iklim untuk pertanian

id Tanaman bawang

Bantul menggandeng BMKG bina kelompok tani pahami iklim untuk pertanian

Tanaman bawang merah di salah satu bulak wilayah Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggandeng Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk membina kelompok tani setempat  memahami manfaat iklim dalam kegiatan budi daya pertanian pangan.

"Jadi kami bersama BMKG membina kelompok-kelompok tani agar bisa memahami manfaat iklim dalam kegiatan tanam, makanya kami melaksanakan Sekolah Lapang bagi kelompok tani di Karang, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Helmi Jamharis di Bantul, Rabu.

Menurut dia, Sekolah Lapang bagi kelompok tani bawang merah tersebut berlangsung selama lima hari sejak Senin (12/4), yang dalam pembukaannya dihadiri Kepala BMKG pusat Dwikorita Karnawati.

"Harapannya para petani memahami bahwa iklim itu sangat penting dalam kegiatan berbudi daya pertanian maka ada sekolah lapang yang dilaksanakan selama lima hari," katanya.



Dia mengatakan dalam Sekolah Lapang itu, BMKG mempersilakan para petani mengakses informasi terkait iklim atau prakiraan cuaca melalui website resmi lembaga pemerintah itu, karena di dalamnya terdapat informasi lengkap terkait cuaca yang akan terjadi.

"Jadi Sekolah Lapang itu sangat penting, karena dalam melaksanakan kegiatan usaha tani tergantung cuaca, saat hujan, saat kemarau kemudian curah hujan tinggi atau rendah, tanaman apa yang cocok ditanam saat seperti itu dan sebagainya," katanya.



Sekda mengatakan Sekolah Lapang kelompok tani tersebut akan membekali para petani untuk bisa mempraktikkan kegiatan budi daya pertanian, sehingga hasil panen dan produksi bisa maksimal dan tidak terganggu cuaca atau iklim.

"Harapannya jangan sampai ada petani gagal dalam budi daya tanaman karena salah membaca iklim, jadi memang seharusnya petani tahu kapan boleh menanam, kapan tidak, jadi tujuannya seperti itu," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024