Gugus Tugas COVID-19 Kulon Progo memperketat akses masyarakat di Kokap

id Sangon,Kulon Progo

Gugus Tugas COVID-19 Kulon Progo memperketat akses masyarakat di Kokap

Juru Biccara Gugus Tugas Percepaten Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperketat akses masyarakat dan menutup tempat ibadah di Desa Kalirejo dan Hargomuluyo, Kecamatan Kokap, sebagai dampak kasus terpapar COVID-19 dalam Klaster Sangon sebanyak 62 kasus.
 

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan dari Klaster Sangon hingga Sabtu bertambah 22 kasus, dari sebelumnya sebanyak 40 kasus.
 

"Untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kecamatan Kokap, khususnya di Desa Kalirejo dan Hargomulyo, kami melakukan pembatasan ketat terhadap keluar masuk di wilayah tersebut, menutup tempat ibadah dan memberikan bahan kebutuhan pokok selama adanya penutupan ini," kata Baning.
 

Ia mengatakan dari total 62 kasus Klaster Sangon berasal dari hasil rapid antigen enam orang, dan swab PCR sebanyak 56 orang. Dari kasus tersebut, rawat di RSUD Wates sebanyak dua orang, rawat di RSUD NAS satu orang, dan lainnya isolasi mandiri, di mana 90 pernah merasakan gejala ringan.


Selanjutnya, distribusi penyebaran COVID-19 di Kecamatan Kokap, yakni Dusun Sangon I sebanyak 43 orang, Dusun Kadigunung sebanyak 15 orang, Dusun Tapen dua orang, dan Dusun Tlogolelo dua orang.
 

"Selain itu, pada Jumat (14/5), kami melakukan pemeriksaan swab massal di Sangon dan Kadigunung oleh petugas Puskesmas Kokap 1 dibantu sumber daya manusia puskesmas sekitarnya. Dengan sasaran pemeriksaan kurang lebih 200 orang," kata Baning.
 

Lebih lanjut, Baning mengimbau masyarakat melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat, menggunakan masker dengan benar, selalu menjaga jarak satu sama lain dan sesering mungkin cuci tangan.

Bila merasakan gejala demam, kehilangan indera penciuman atau pengecapan, tidak enak badan agar segera berobat dan melakukan karantina mandiri di rumah, serta meningkatkan stamina dengan makanan bergizi, istirahat cukup dan selalu gembira.
 

Menurut dia, kerja sama yang baik antara satuan tugas dan masyarakat akan mampu memutus rantai penularan COVID-19.

Laporan dan penemuan yang terlambat akan mempercepat penularan.
 

"Kami juga mengharapkan masyarakat mengikuti arahan petugas termasuk bersedia diambil swab dan melakukan karantina dengan tertib, meningkatkan partisipasi dan peran tokoh masyarakat untuk menjadi contoh dalam melaksanakan 3M dan 3 T bagi masyarakat. Jangan lupa melaporkan bila ada pendatang dari luar wilayah kepada satgas," imbau Baning.
 

Untuk diketahui, awal klaster tersebut diketahui terjadi pada Jumat (30/4) lalu. Setelah sebagian warga mengeluhkan gejala COVID-19 usai menghadiri sebuah kegiatan di salah satu mushalla.
 

Dari penelusuran gugus tugas di wilayah setempat. Baning menyatakan Klaster Sangon juga tidak hanya ditemukan pada jamaah yang ikut dalam kegiatan ibadah saja. Namun juga telah menyebar ke masyarakat sekitar.
 

"Sehingga kami ingatkan kepada masyarakat agar melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat," imbaunya.


 

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024