Bintan (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau menyatakan visa sebagai syarat perjalanan dari Singapura ke Batam dan Bintan menghambat pelaksanaan "travel bubble" atau gelembung perjalanan wisata sehingga sudah disepakati untuk dihapus.
"Sudah, sudah disepakati Kemenkumham untuk menghapus syarat (visa) bagi warga Singapura yang berkunjung ke Batam dan Bintan. Kami berharap syarat itu segera dihapus," kata Kepala Dispar Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Senin.
Buralimar mengemukakan hambatan lainnya dalam pelaksanaan gelembung perjalanan pariwisata yakni tes usap dengan metode PCR bagi wisatawan Singapura yang berkunjung ke kawasan pariwisata di Nongsa, Batam dan Lagoi, Bintan. Tes PCR dilaksanakan saat wisman itu tiba di pelabuhan.
Hasil tes PCR berlaku hanya tiga hari. Jika mereka berlibur lebih dari tiga hari, maka wajib tes PCR kembali. Mungkin syarat itu yang menjadi pertimbangan wisatawan Singapura yang agak memberatkan untuk berlibur ke Bintan dan Batam.
Wisman ketika tiba di kawasan wisata di Nongsa dan Lagoi tidak akan merasakan sedang dikarantina karena berada di ruang terbuka sambil menikmati keindahan pantai dan suasana yang nyaman.
"Tetapi (kebijakan) itu kita jalani saja. Nanti 'kan akan dievaluasi pelaksanaan 'travel bubble'. Jika berhasil, potensial akses warga Singapura ke Karimun dan Tanjungpinang juga dibuka dengan kebijakan khusus, seperti jalur khusus bagi wisatawan yang sudah divaksin sehingga tidak perlu lagi dites PCR," ujarnya.
Buralimar mengajak seluruh asosiasi pariwisata mendukung pelaksanaan "travel bubble". Kebijakan nasional itu yang berlaku di Batam dan Bintan merupakan implementasi dari aspirasi berbagai pihak yang berhubungan dengan sektor pariwisata.
"Kita jalani dulu kebijakan ini, kemudian kita evaluasi. Mudah-mudahan berhasil," katanya.
Bintan Resort Cakrawala (BRC), perusahaan yang mengelola kawasan pariwisata berskala internasional di Lagoi memberi apresiasi kepada pemerintah pusat yang merealisasikan "travel bubble" di Lagoi.
Group General Manager BRC, Abdul Wahab, mengatakan, "travel bubble" merupakan jalan keluar untuk membangkitkan kembali pariwisata di Lagoi, yang terpuruk selama pandemi COVID-19.
Wisatawan domestik yang berkunjung ke Lagoi tidak banyak. Sebelum pandemi COVID-19, sebanyak 90 persen wisatawan yang berkunjung ke Lagoi merupakan warga asing, yang sebagian besar berasal dari Singapura.
"Pariwisata bangkit di Lagoi akan menyerap 5 ribu tenaga kerja," kata Wahab.
Berita Lainnya
Timnas: "Anies Bubble" bukti dukungan Gen Z untuk AMIN
Kamis, 4 Januari 2024 1:30 Wib
Delegasi GPDRR 2022 gunakan "travel bubble"
Jumat, 15 April 2022 8:52 Wib
Pemda DIY mengerahkan tim kesehatan kawal sistem bubble untuk tamu G20
Senin, 14 Maret 2022 23:47 Wib
Kebijakan "travel bubble" dukung pemulihan pariwisata
Selasa, 25 Januari 2022 6:31 Wib
Pelaku wisata divaksinasi "booster" untuk "travel bubble"
Selasa, 25 Januari 2022 6:26 Wib
Proliga 2022 digelar dengan sistem semi-bubble
Rabu, 22 Desember 2021 1:17 Wib
Indonesia mewacanakan pembukaan koridor pariwisata dengan empat negara
Jumat, 12 Juni 2020 21:33 Wib
Bubble tea tak menyehatkan apa benar?
Sabtu, 15 Juni 2019 8:34 Wib