Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelorakan gerakan "Tuntas Kelola Sampah, untuk Kesejahteraan Bersama" dalam rangka mengendalikan sampah yang masuk tempat pembuangan akhir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Antonius Hary Sukmono di Gunungkidul, Selasa, mengatakan masyarakat Gunungkidul menghasilkan total 379 ton per hari dengan rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 0,49 kilogram per hari.
"Ini perlunya aktif dalam pengolahan sampah dengan program 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle," kata Hary Sukmono.
Ia mengatakan gerakan "Tuntas Kelola Sampah, untuk Kesejahteraan Bersama" sudah dimulai sejak beberapa hari lalu dengan kegiatan gropyok Sampah di Pasar Argosari.
Sebagai upaya pengendalian pengolahan sampah, Dinas Lingkungan Hidup dengan melibatkan masyarakat membentuk pengolahan sampah TP3R dan bank-bank sampah.
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup juga bekerja sama dengan jejaring Pengolah Sampah Amrih Mandiri serta Bus Moduling Mobil Edukasi Keliling untuk memberikan sosialisasi pengolahan sampah ke sekolah-sekolah.
"Pendidikan pemanfaatan sampah dimulai sejak dini," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan terbatasnya pengolahan sampah, harapannya peringatan Hari Peduli Sampah ini menjadi pengingat untuk pentingnya mengolah sampah
"Dengan sudah adanya sebagian masyarakat yang peduli untuk mengolah sampah, harapannya terus semakin banyak yang peduli karena ini tugas kita semua," kata bupati.
Sunaryanta juga mengatakan, masalah sampah ini menjadi konsentrasi kita bersama untuk mengolah sampah sepenuhnya,
Dalam acara tersebut Bupati juga meninjau hasil inovasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang dilakukan oleh kelompok peduli lingkungan dengan berbagai macam limbah daur ulang.
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Eco Region Jawa Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Abdul Muin mengatakan peran pengolahan sampah selain untuk menuju zero waste, serta untuk mencapai target nasional mengurangi gas emisi efek rumah kaca.
"Pemerintah memiliki program di sektor hutan dan limbah yakni Volunetsing 2030 yang diharapkan emisi yang di udara minimal sama atau kurang dari yang diserap oleh hutan," katanya.
Ia mengatakan di sektor hutan sendiri dengan melakukan penanaman dan perawatan pohon serta konservasi hutan. Sedangkan untuk limbah yakni pengolahan sampah, jika sampah dikelola dengan baik 150 ribu ton per tahun, dan sekarang meningkat 300 ribu ton pengolahan sampah.
"Untuk meningkatnya pengolahan sampah tersebut karena juga dibarengi program-program pengolahan sampah semakin ditingkatkan di setiap daerah," katanya.
Berita Lainnya
KPU Gunungkidul: Partisipasi masyarakat di pilkada mencapai 74,51 persen
Senin, 9 Desember 2024 18:56 Wib
TPID DIY pastikan stok kebutuhan pokok di Gunungkidul aman
Selasa, 3 Desember 2024 18:35 Wib
DKP Gunungkidul pastikan Pabrik Es Gesing beroperasi setelah dialiri listrik
Selasa, 3 Desember 2024 9:36 Wib
Instiper kenalkan teknologi pemanenan air hujan pada petani Gunungkidul
Senin, 2 Desember 2024 16:14 Wib
Dinkes Gunungkidul imbau masyarakat mewaspadai DBD
Kamis, 28 November 2024 16:31 Wib
Bawaslu Gunungkidul memetakan potensi TPS rawan pada Pilkada 2024
Jumat, 22 November 2024 23:38 Wib
Endress+Hauser dan Sarihusada serah terimakan Program WASH kepada warga Kalurahan Giricahyo Gunungkidul
Jumat, 22 November 2024 23:20 Wib
Pemkab Gunungkidul catat serapan pupuk bersubsidi urea sebanyak 7.434,04 ton
Kamis, 14 November 2024 12:26 Wib