New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah Goldman Sachs memangkas proyeksi harga minyak di tengah meningkatnya pasokan global dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan menjelang data inflasi utama dan pertemuan Federal Reserve.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli tergelincir 3,05 dolar AS atau 4,35 persen, menjadi menetap di 67,12 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus jatuh 2,95 dolar AS atau 3,94 persen, menjadi menetap di 71,84 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Goldman Sachs telah memangkas perkiraannya untuk minyak mentah berjangka Brent menjadi 86 dolar AS per barel pada Desember 2023, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 95 dolar AS per barel, menurut laporan bank investasi yang dikeluarkan pada Minggu (11/6/2023).
Sementara itu, minyak mentah berjangka WTI diperkirakan berharga 81 dolar AS per barel pada akhir tahun 2023 daripada perkiraan sebelumnya sebesar 89 dolar AS per barel.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga minyak turun menyusul perkiraan "bearish" Goldman Sachs
Berita Lainnya
Mendag pastikan stok minyak goreng aman jelang Nataru
Minggu, 10 November 2024 15:23 Wib
Pertamina: Minyak jelantah memungkinkan dikembangkan jadi avtur
Selasa, 10 September 2024 16:04 Wib
Kejagung ungkap belum ada informasi pemanggilan Airlangga soal kasus CPO
Selasa, 20 Agustus 2024 21:15 Wib
Disperindag mengkaji potensi pasar minyak makan merah di DIY
Selasa, 20 Agustus 2024 18:54 Wib
Pemda DIY minta distributor tidak buru-buru naikkan harga Minyakita
Senin, 19 Agustus 2024 17:45 Wib
Pemerintah sanksi pengusaha minyak goreng tak tertib
Senin, 19 Agustus 2024 17:03 Wib
Enam lapangan migas baru dongkrak lifting minyak di Indonesia
Senin, 5 Agustus 2024 6:36 Wib
Pertamina temukan sumber minyak baru, potensinya 3.000 BOPD
Rabu, 17 Juli 2024 13:06 Wib