Bantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menginstruksikan kepada para pengelola pariwisata setempat untuk berupaya maksimal dalam mengelola sampah wisata agar slogan pariwisata Sapta Pesona selalu terjaga.
"Penyelenggara pariwisata kami instruksikan karena pariwisata kan punya slogan atau moto Sapta Pesona, jadi bagaimana bersih, indah itu menjadi harus dipenuhi dalam setiap penyelenggara pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Jumat.
Menurut dia, dalam masa darurat pengelolaan sampah sekarang ini, baik pelaku wisata, pengelola destinasi yang dikembangkan pemerintah maupun kelompok masyarakat harus selalu mengelola sampah untuk menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan.
"Oleh karenanya setiap penyelenggara pariwisata baik dilakukan oleh masyarakat, oleh swasta, oleh pemerintah semuanya kaidah-kaidah itu harus diupayakan maksimal," katanya.
Dia mengatakan, sudah berdiskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul selaku instansi yang menangani sampah tentang bagaimana sampah wisata itu semaksimal mungkin bisa teratasi, termasuk pelibatan petugas kebersihan dalam memilah sampah.
"Caranya kami lebih banyak minta bantuan dari DLH, paling tidak kemarin sarannya dari DLH itu minimal diharapkan setiap pengelola destinasi itu sudah melakukan pilah sampah, jadi hanya sampah yang betul-betul harus dibuang ke TPA itu sampah yang harus dibuang," katanya.
Dia mengatakan, sampah jenis lainnya yang bisa dilakukan pemilahan agar dipilah untuk kemudian bisa diolah dengan menggandeng jejaring pengelola sampah menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
"Dan ini sudah dilakukan di pantai selatan ada juga pemilahan sampah di dua titik di wilayah Parangkusumo dan dekat Pantai Samas sebagai bentuk antisipasi di masa darurat pengelolaan sampah ini," katanya.
Dia juga berharap, semua pihak terkait pariwisata termasuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul, juga instansi terkait bisa secara bersama sama menyelesaikan permasalahan sampah, agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari.
"Jadi sampah ini problem besar, tidak mungkin kita bebankan ke DLH saja, kami yang punya objek wisata, Dinas Perdagangan punya pasar semua harus mendukung kegiatan itu, agar apa yang menjadi rekomendasi DLH diusahakan bisa dipenuhi, karena itu solusi setidaknya selama darurat ini," katanya.
Berita Lainnya
Kesiapan tenaga pariwisata Indonesia jawab perkembangan tren dunia
Jumat, 3 Mei 2024 17:22 Wib
24 homestay di Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY, peroleh kucuran dana
Jumat, 3 Mei 2024 0:21 Wib
Badan Pariwisata PBB diskusi pemberdayaan inspirasi perempuan
Kamis, 2 Mei 2024 18:12 Wib
Sosok RA Kartini dikenalkan kepada delegasi Konferensi Pariwisata PBB
Kamis, 2 Mei 2024 14:57 Wib
Kemenparekraf sebut Timnas U-23 di Piala Asia membawa dampak pariwisata
Kamis, 2 Mei 2024 12:54 Wib
Desa wisata mampu kembangkan "ecotourism" di IKN
Kamis, 2 Mei 2024 6:00 Wib
Arab Saudi ajak wisatawan arungi perjalanan keagamaan
Rabu, 1 Mei 2024 19:29 Wib
Dispar Sleman tekankan pentingnya kerja sama pelaku pariwisata kembangkan potensi
Selasa, 30 April 2024 15:39 Wib