BPBD Bantul: Permohonan air bersih oleh masyarakat diketahui pemerintah desa

id BPBD Bantul ,Droping air ,Permohonan air bersih ,Dampak kemarau

BPBD Bantul: Permohonan air bersih oleh masyarakat diketahui pemerintah desa

Truk tangki air di BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan permohonan penyaluran air bersih oleh masyarakat yang terdampak kekeringan akibat kemarau diketahui pihak pemerintah desa setempat.

"Prinsipnya untuk pengajuan kiriman 'droping' (penyaluran) air itu bisa langsung diajukan ke kepala pelaksana BPBD, dan harapannya syukur bisa diketahui juga oleh pemerintah desa," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Jumat.

Dia mengatakan dengan diketahui pemerintah desa atau perangkat kelurahan maka akan diketahui bahwa masyarakat di wilayahnya mengalami kesulitan air bersih atau kekeringan karena kemarau, sehingga nantinya bisa menjadi perhatian dan kepedulian bersama.

Selain itu, kata dia, untuk memudahkan koordinasi dengan pemangku kepentingan setempat, mengingat dalam memberikan bantuan kiriman air bersih dengan tangki disesuaikan dengan kebutuhan dan data masyarakat terdampak.

"Jadi, setelah ada permohonan kita akan segera asesmen, kita tinjau ke lapangan langsung secepatnya, kita akan berikan kiriman kiriman 'droping' air dengan kita mempertimbangkan berapa jiwanya, berapa KK-nya (Kepala Keluarga)," katanya.

Dia mengatakan hingga saat ini sudah dilaporkan ada tujuh kecamatan yang meliputi 11 kelurahan dan 18 pedukuhan di Bantul, yang wilayahnya terdampak kekeringan dan sudah mengajukan permohonan penyaluran air ke BPBD dan instansi terkait.

Sebanyak tujuh kecamatan itu, yakni Dlingo, Kasihan, Pajangan, Pleret, Piyungan, Pundong, dan Imogiri, dengan distribusi terbanyak di masyarakat Kelurahan Terong, Kecamatan Dlingo yang hingga 700 ribu liter.

Dia mengatakan wilayah terdampak kekeringan tersebut memang lokasinya berada di area perbukitan yang jauh dari sumber mata air, sedangkan untuk keperluan pengairan biasanya mengandalkan air hujan.

"Yang paling rawan terdampak memang di tujuh kecamatan, kalau untuk tambah lagi wilayah terdampak kemungkinan kecil, saya kira ada, tapi terlalu banyak. Dan memang kondisi kekeringan tahun ini ada kemunduran dua sampai tiga dasarian atau kurang lebih satu bulan dibanding sebelumnya," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024