UIN Yogyakarta terinsipirasi dari gambar pemimpin Indonesia di Bandara Soetta

id UIN Yogyakarta ,Pemimpin dan Warga Bangsa ,Terinspirasi pahlawan bangsa

UIN Yogyakarta terinsipirasi dari gambar pemimpin Indonesia di Bandara Soetta

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin dalam orasi ilmiah acara kelahiran kampus tersebut. (Humas UIN Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Orasi ilmiah sebagai puncak acara syukuran kelahiran Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang ke-72 dengan mengangkat tema "Pemimpin dan Warga Bangsa" pada Selasa (26/9) terinsipirasi dari gambar pemimpin Indonesia yang dipajang di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

Rektor UIN Yogyakarta Prof Al Makin dalam keterangannya di Yogyakarta, mengatakan, Tema Pemimpin dan Warga Bangsa terinspirasi gambar pemimpin Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta terminal 2. Di sana ada gambar semua pemimpin Indonesia era Proklamasi sampai hari ini.

Rektor mengatakan, kita adalah rakyat, warga, dan umat. Mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, pegawai adalah rakyat, umat, dan warga negara. Kemudian akademisi adalah warga bangsa. Sementara kampus adalah tempat berkumpul mengumpulkan gagasan, ide dan menyamakan semuanya.

Oleh karena itu, perguruan tinggi ini harus menyamankan semua golongan, mazhab, dan aliran. Tetapi, rakyat harus rasional, baik, berbudi, jujur, dan tidak tergoda intrik dan politik uang, jika ingin pemimpin yang ideal dan sama.

"Rakyat harus memulai untuk lurus, tegak, apa adanya, jika ingin pemimpin yang begitu. Rakyat tidak menerima apapun untuk memilih pemimpinnya. Rakyat memegang idealismenya, nilai-nilainya, memilih sesuai hati nurani. Tidak menerima apapun dari yang dipilih dan yang tidak dipilih," katanya.

Rektor mengatakan, seniman, akademisi, budayawan, penulis, sastrawan, aktivis, mahasiswa, dosen, intelektual semua adalah rakyat. Oleh karena itu, Rektor mengajak untuk memulai dari diri sendiri sebelum memilih pemimpin, sebelum menuntut mereka, sebelum menentukan kriteria mereka.

"Rakyat yang baik akan memilih pemimpin yang baik, begitu juga sebaliknya. Yang jujur akan memilih yang jujur. Yang lurus akan memilih yang jujur. Yang toleran, pro-keragaman, pro-antar iman, pro-antar budaya, pro-antar tradisi, pro-kebijakan dan kebajikan akan memilih yang sama," katanya.

Dan sebaliknya, lanjut dia, jika belum toleran, antar iman, kebajikan mari mulai dan ubah dari diri sendiri. Jangan menghakimi, jangan menilai, jangan memojokkan. Jangan membenci dan menyebar kebencian.

Rektor Al Makin juga menyampaikan Kidung Rumekso Ing Wengi karya Sunan Kalijaga, yang dari syair-syairnya mengandung makna diantaranya sebuah kidung doa permohonan di tengah malam, yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit.

"Terbebas dari segala petaka. Jin dan setan pun tidak mau mendekat. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat, guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh. Segala bahaya akan lenyap," katanya.