DP3 Sleman menganjurkan petani ikan gunakan probiotik atasi dampak kemarau

id Pembudidaya ikan Sleman ,Petani ikan Sleman ,DP3 Kabupaten Sleman ,Dinas Pertanian Sleman ,Selokan Mataram ,Sleman

DP3 Sleman menganjurkan petani ikan gunakan probiotik atasi dampak kemarau

Kegiatan budi daya ikan nila di Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. ANTARA/HO-PLN

Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menganjurkan kelompok pembudi daya ikan untuk menggunakan multivitamin dan probiotik untuk menambah kekebalan ikan pada musim kemarau panjang tahun ini.

"Penggunaan multivitamin dan probiotik pada sistem budi daya ikan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap potensi serangan penyakit ikan pada musim kemarau ini," kata Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, DIY, Kamis.

Menurut dia, hal tersebut juga dianjurkan untuk kelompok pembudi daya ikan yang terdampak dimatikannya aliran Selokan Mataram selama masa perbaikan dan pemeliharaan saluran saat ini.

"Dalam rangka perbaikan Selokan Mataram oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO) selama tiga bulan pada tahun ini, terdapat beberapa kelompok pembudi daya ikan yang terdampak," katanya.

Ia mengatakan pembudi daya ikan yang terdampak tersebut tersebar di empat kapanewon (kecamatan), yakni Kapanewon Seyegan, Mlati, Gamping, dan Godean.

"Di empat kapanewon tersebut total ada sejumlah 28 kelompok pembudi daya ikan yang terdampak dimatikannya aliran Selokan Mataram," katanya.

Suparmono mengatakan untuk budi daya ikan yang terdampak di Kapanewon Seyegan sebanyak tujuh kelompok pembudi daya ikan seluas 82.500 meter persegi dengan produksi sebesar 363.120 kilogram dan Kapanewon Mlati, ada enam kelompok pembudi daya ikan seluas 25.320 meter persegi dengan produksi 55.800 kilogram.

"Kemudian, Kapanewon Gamping, ada enam kelompok pembudi daya ikan seluas 15.500 meter persegi dengan produksi 91.152 kilogram dan Kapanewon Godean ada sembilan kelompok pembudi daya ikan seluas 106.800 meter persegi dengan produksi 321.750 kilogram," katanya.

Ia mengatakan total luasan kolam yang terdampak dari empat kapanewon tersebut adalah 230.120 meter persegi dengan jumlah produksi ikan sebanyak 831.822 kilogram senilai Rp16,636 juta lebih.

"Kondisi saat ini dari keempat kapanewon tersebut pada umumnya sudah melakukan panen awal sebelum dimulainya perbaikan Selokan Mataram dan hanya sebagian kecil kelompok yang berbudi daya dengan menggunakan sumur pompa, antara lain di Seyegan dan Mlati," katanya.

Dengan perbaikan Selokan Mataram ini, kata dia, masing-masing kelompok memanfaatkan waktu dengan melakukan perbaikan kolam dan saluran irigasi.

"Selain itu, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kekeringan pada sektor budi daya adalah dengan pengurangan padat tebar ikan yang dibudidayakan. Pengurangan padat tebar ikan yang dibudidayakan bisa menghindari stres dan menjaga kualitas air," katanya.

Kemudian, pemanfaatan teknologi budi daya nila dengan sistem bioflok. Pada teknologi ini budi daya ikan mampu menghemat pemakaian air karena menggunakan water close system yang memungkinkan tidak melakukan penggantian air paling tidak selama dua siklus budi daya.

"Selain itu juga melakukan pergantian pola tebar ikan dari ikan bersisik ke budi daya ikan nonsisik (seperti lele dan patin). Karena karakteristik ikan nonsisik cenderung tidak memerlukan air yang cukup banyak sebagai media hidupnya," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024