Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Analisis Intelijen Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Leebarty Taskarina mengatakan bahwa patriarkisme di Tanah Air memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Hal itu sebagaimana temuan studinya yang mencatat bahwa dari 20 perempuan pelaku terorisme, ajakan keluarga, khususnya pasangan/suami dan saudara laki-laki, menjadi salah satu penyebab terbesar perempuan terlibat aksi teror.
"Parahnya lagi, perbuatan keji yang dilakukan perempuan itu dianggap sebagai sebuah bentuk ketaatan kepada suaminya. Hal ini juga menandakan bahwa aksi teror yang dilakukan perempuan tidak bisa lepas dari pengaruh dominasi laki-laki terhadapnya," kata Leebarty dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, paradigma masyarakat Indonesia secara umum masih cenderung membatasi kesempatan perempuan untuk mengembangkan diri sehingga dipandang sebagai suatu kesempatan oleh jaringan teror.
Kelompok radikal dan jaringannya, lanjut dia, seolah-olah memberi kesempatan bagi perempuan untuk bisa setara dengan laki-laki dan berada di garis terdepan perjuangan agama sehingga memberi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa.
"Oleh karena itu, agensi dan semiotonomi perempuan dalam aktivitas terorisme sejatinya dilatari pengalaman penindasan, viktimisasi, manipulasi, dan mistifikasi yang mendahului yang seluruhnya berakar dari budaya patriarki," ujarnya.
Leebary menekankan pentingnya edukasi yang lebih komprehensif agar perempuan Indonesia mengerti bahwa jihad semestinya tidak didefinisikan begitu saja tanpa konteks ruang, waktu, dan tujuan.
Sebaliknya, penting ditanamkan pemahaman bahwa terorisme tidak berada dalam satu napas dengan pemaknaan jihad, bahkan dapat direalisasikan dengan cara-cara positif dan sederhana dalam kehidupan perempuan sehari-hari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPT: Patriarkisme punya andil sebarkan paham radikal pada perempuan
Berita Lainnya
Film dokumenter dapat cegah PMI terjebak radikalisme
Jumat, 19 April 2024 7:37 Wib
Densus 88 menangkap tujuh orang terlibat JI di Sulteng
Rabu, 17 April 2024 15:26 Wib
Pemerintah atasi 5.731 konten radikalisme di ruang digital
Sabtu, 23 Maret 2024 6:36 Wib
Moderasi agama tangkal intoleran dan radikalisme di Indonesia
Kamis, 7 Maret 2024 3:20 Wib
Ada PMI terpapar radikalisme
Rabu, 13 Desember 2023 5:42 Wib
Ancam keutuhan NKRI, Radikalisme-terorisme
Minggu, 12 November 2023 6:42 Wib
Mahasiswa Indonesia harus mampu tangkal radikalisme
Minggu, 29 Oktober 2023 5:52 Wib
Radikalisasi daring kerap sasar remaja hingga perempuan
Selasa, 19 September 2023 0:13 Wib