"Ada dua jenis barang yang diekspor, klinker atau semen setengah jadi, kedua semen itu sendiri. Nah yang lebih banyak diekspor itu semen setengah jadi atau klinker," ujar Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam Kemenperin Putu Nadi Astuti di Jakarta, Selasa.
Dirinya menjelaskan, untuk produk klinker rata-rata diekspor ke Bangladesh, Australia, Taiwan, Brunei, Fiji, dan Malaysia. Sedangkan untuk produk semen dijual ke pasar tradisional yang masif melakukan pembangunan, seperti negara Timur Leste, Sri Lanka, Filipina, Papua New Guinea, serta Maldives.
Lebih lanjut, menurut dia, dari sisi kapasitas produksi, Indonesia menjadi negara produsen semen terbesar di Asia Tenggara, dengan total produksi mencapai 120 juta ton per tahun. Sementara untuk kebutuhan semen nasional hanya sebesar 66,8 juta ton di tahun 2023.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenperin: Produk semen RI diminati pasar internasional