Pemkot Yogyakarta meminta masyarakat kelola sampah organik di rumah

id sampah organik,pemkot Yogyakarta

Pemkot Yogyakarta meminta masyarakat kelola sampah organik di rumah

Santri menggunakan kompor berbahan bakar biogas dari sampah di tempat pengolahan sampah organik Yayasan Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, Panggungharjo, Bantul, D.I Yogyakarta, Kamis (13/6/2024). Pondok pesantren tersebut mampu mengolah sedikitnya 500 kg sampah organik perhari menjadi biogas yang digunakan sebagai pengganti alternatif gas LPG. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/agr/rwa. (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta meminta masyarakat dapat menuntaskan pengelolaan sampah organik di rumah masing-masing, sehingga yang dibuang dan diolah di hilir akan semakin berkurang.

"Potensi produksi sampah di Kota Yogya sekitar 60 persen merupakan sampah organik, untuk itu supaya jumlah sampah yang dibuang di TPST dapat ditekan, pengelolaan sampah organik di level rumah tangga menjadi upaya yang bisa dilakukan," kata Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Yogyakarta, Selasa.



Ajakan mengelola sampah organik dari rumah melalui gerakan Organikkan Jogja mulai dilakukan melalui pelatihan pembuatan biopori rumah tangga pada tiap kelurahan kepada para kader bank sampah.

Aman berharap di akhir 2024, ada 23.750 kepala keluarga (KK) yang mampu mengelola sampah organik dari sumbernya, yaitu di rumah tiap KK.

"Kalau tahun lalu kita fokuskan pada Gerakan Zero Sampah Anorganik serta penguatan peran bank sampah yang saat ini berjumlah 678, secara fakta sudah cukup efektif dan berhasil menurunkan jumlah sampah dari 300 ton menjadi 200 ton, sekarang giliran sampah organik yang harus kita selesaikan dari hulu, yaitu di level rumah tangga," kata dia.

Menurut Aman, nantinya hasil dari pengolahan sampah organik di setiap rumah itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti pupuk kompos jika sampah organik diolah dengan metode biopori.

Kemudian, untuk sampah organik yang belum diolah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang bisa diambil oleh pelapak dari luar wilayah Kota Yogya.



Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menyampaikan secara nasional Hari Lingkungan Hidup tahun ini mengusung tema Penyelesaian Krisis Iklim dengan Inovasi dan Prinsip Keadilan.

Menurut Sugeng, tema tersebut merupakan pengingat bahwa permasalahan iklim dan lingkungan harus segera diselesaikan.

"Untuk tema lokal Organikkan Jogja tentunya menjadi komitmen serta harapan kita bersama untuk menyelesaikan permasalahan sampah organik. khususnya melalui pengolahan berbasis rumah tangga, dengan semangat Organikkan Jogja untuk mewujudkan olah sampah dari rumah," kata Sugeng.