Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar menyatakan investor tertarik untuk berinvestasi di industri pengolahan (hilirisasi) rumput laut (seaweed).
“Kita punya seaweed, kita juga akan melakukan hilirisasi karena seaweed berpotensi besar untuk menjadi produk-produk turunan. Sudah ada investor yang mau hadir di sini, seaweed, misalnya menjadi produk makanan, kemudian menjadi farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, dan lain-lain,” kata dia dalam acara “Diskusi dan Peluncuran Riset Industri Pertambangan vs Ekonomi Hijau” yang diadakan Greenpeace Indonesia di Jakarta, Rabu.
Dia menyebutkan bahwa investor di industri pengolahan rumput laut sudah menanamkan modal dengan total nilai yang lumayan besar.
“Saya nggak bisa sebutin (siapa investornya), lumayan (total besar nilai investasinya), nanti kita lihat,” ucapnya dalam doorstop.
Menurut Amalia, Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah China.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering untuk konsumsi maupun bahan baku industri dalam 10 tahun terakhir.
Namun, penjualan ekspor produk tersebut belum mengalami pertumbuhan signifikan, dengan catatan 66,61 persen produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering, sementara rumput laut olahan, seperti karagenan dan agar-agar, masih sebesar 33,39 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bappenas: Investor tertarik tanam modal di industri olahan "seaweed"