Bantul membina dan bimbing pelaku seni budaya melalui Dewan Kebudayaan

id Dewan Kebudayaan ,Pelaku seni budaya ,Pengembangan kebudayaan Bantul

Bantul membina dan bimbing pelaku seni budaya melalui Dewan Kebudayaan

Pengukuran Dewan Kebudayaan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta masa bakti 2024-2027. ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul

Bantul (ANTARA) - Bupati Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Abdul Halim Muslih mengukuhkan Dewan Kebudayaan kepengurusan periode 2024-2027 yang akan membina dan membimbing pelaku seni budaya setempat.

"Semoga Dewan Kebudayaan akan terus membina dan membimbing pelaku seni budaya di Kabupaten Bantul dan terus memajukan kebudayaan adiluhung sehingga dapat terus lestari," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam keterangannya pada pengukuhan Dewan Kebudayaan di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, sepuluh pengurus Dewan Kebudayaan Bantul sebagai lembaga pertimbangan kebijakan pemerintah tentang kebudayaan diharapkan dapat memberikan ide dan gagasan demi berkembangnya budaya di Kabupaten Bantul.

Bupati mengatakan, Dewan Kebudayaan ke depan harus mempunyai program dan langkah strategis yang mampu membangkitkan perekonomian yang berakar pada kebudayaan.

"Oleh karena itu, mari kita berdayakan potensi tersebut dengan melakukan kolaborasi bersama stakeholder yang ada," kata Bupati Halim.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan Bantul Slamet Pamuji mengatakan, sangat membutuhkan dukungan, pemikiran, dan gagasan kreatif dari dewan kebudayaan guna mewujudkan Bantul yang lebih maju, kreatif, inovatif di bidang kebudayaan.

"Ini demi kesejahteraan masyarakat serta tertanamnya nilai-nilai budaya khususnya bagi generasi milenial," katanya.

Ketua Dewan Kebudayaan Bantul masa bakti 2024-2027 Mujiono mengatakan, siap melaksanakan amanah dari pemerintah kabupaten yang memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk menjadi pengurus dewan kebudayaan.

Dia mengatakan, nantinya dewan kebudayaan akan difungsikan sebagaimana mestinya dalam mengembangkan kebudayaan, yang tidak hanya seni pertunjukan saja, namun juga budaya 'unggah-ungguh' (sopan santun) yang benar.