Rosit tampilkan potret modernisme dalam pameran "(k)now"

id rosit mulyadi pameran

Rosit tampilkan potret modernisme dalam pameran "(k)now"

salah satu karya Rosit Mulyadi (tembi.net)

Jogja (ANTARA Jogja) - Seniman Rosit Mulyadi menampilkan sebuah potret modernisme yang memuja peradaban tinggi, ilmu pengetahuan, dan rasionalisme atau akal budi dalam pameran tunggalnya bertajuk "(k)Now" di Ministry of Coffee Yogyakarta.

"Cerita yang dibawakan Rosit dalam karyanya adalah sebuah dunia yang memuja materialisme, yang menarik semua hubungan, kepentingan dan orientasinya kepada materi dan gerak benda. Dunia mekanis yang kental dengan aroma mesin dan industrialisasi," kata pengamat seni Hendra Himawan di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, melalui kanvasnya, Rosit mengisahkan bagaimana kemajuan peradaban telah berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan. Manusia telah menjadi alat mekanis, sedangkan alamnya terus tergerus habis.

"Tubuh-tubuh kaku, gerak mesin dan simbol-simbol industrial yang riuh mengisi bidang gambar, seolah panggung drama yang mengisi adegan kolosal," katanya.

Ia mengatakan, boneka kayu (semacam Pinokio dalam karangan Carlo Collodi), yang dihadirkannya secara dominan dalam sebagian besar karyanya, dimaksudkan sebagai satu simbol reproduksi mekanis, berikut alienasi yang terjadi pada manusia, selain gambar kepulan asap yang tampak keras.

"Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu menghadirkan kisah tersebut dalam simbol dan imajinasi, warna dan goresan yang kuat berikut teknik yang prima. Mencermati narasi visual yang dihadirkan Rosit dalam karya-karyanya, sungguh kita menemukan satu rangkaian cerita tentang realita modernitas," katanya.

Menurut dia, Rosit mengawalinya dari tingkah laku manusia yang mulai rakus dan serakah. Materialisme, hedonis, dan memuja rasionalitas-individu sebagai sumber khas kebenaran, telah membuat manusia menjadi haus kuasa dan berani merampas hak sesamanya.

"Segenap kisah yang disuarakan Rosit bukanlah sekadar potret keluh kesah terhadap kacau-balaunya dunia, justru sebaliknya. Melalui karya-karyanya, Rosit ingin menyematkan keyakinan dan spirit positif bahwa tidak ada kata terlambat untuk mulai melakukan perubahan," katanya.

Perubahan itu adalah menghargai lingkungan, menghargai pemikiran, dan pengetahuan sejatinya mempunyai tujuan mulia, bagaimana manusia menghargai eksistensi dirinya. Pola pikir dan pandangan materialisme yang selama ini dianut seharusnya menjadi satu cara manusia berfikir tentang eksistensi Tuhan-nya.

Ia mengatakan, materi (benda, teknologi, dan hasil budaya manusia lainnya) adalah alat untuk memahami dan menjelaskan eksistensi sang Pencipta atas manusia. Melalui karya-karyanya, Rosit mengajukan tawaran untuk melihat makna di sebalik realita yang ada, menelusuri fenomena di sebalik fenomena.

"Rosit memegang pandangan idealisme yang teguh bahwa setiap kejadian adalah sebuah jalan untuk membuka dimensi spiritualitas diri manusia dengan sang Pencipta. Sepenggal pemahaman tentang eksistensi diri manusia, dalam ragam karya dan buah pikirnya," kata Hendra.

Pameran tunggal Rosit Mulyadi itu akan berlangsung hingga 2 Juni 2012.

(B015)